Lihat ke Halaman Asli

Halimah 1811

Mahasiswa UIN KHAS JEMBER

Toleransi Antar Umat Beragama dan Mengasihi Sesama Makhluk

Diperbarui: 10 Juni 2023   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Secara bahasa toleransi berasal dari bahasa Arab tasyamuh yang artinya ampun, ma'af dan lapang dada. Sedangkan dalam istilah berarti menghargai, membolehkan, membiarkan pendirian pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagainya yang lain atau yang bertentangan dengan pendirinya sendiri. Misalnya agama, Ideologi, Ras .

Islam adalah agama yang diridai Allah SWT karena berada di posisi tengah, moderat, lurus, dan toleran terhadap sesama manusia. Hal itu tergambar dalam hadis riwayat Abdullah bin Abbas berikut:

: : : " " ( )

     Dari Ibnu 'Abbas, ia berkata; ditanyakan kepada Rasulullah saw. "Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?" maka beliau bersabda: "Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)".

     Jadi dari hadist di atas kita menemukan pelajaran bahwa semua manusia boleh beriman dan boleh tidak, karna sesungguh nya agama yang dicintai Rasulullah saw. adalah agama yang lurus dan toleransi yaitu agama islam maka kita tidak boleh memaksa sesorang yang berbeda agama dengan kita untuk satu akidah dengan kita.

Toleransi bukan hanya tentang mengetahui perbedaan namun suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau individu dalam masyarakat atau lingkungan lainnya.

Ada beberapa ayat Al-qur'an dan hadisr yang menjelaskan tentang toleransi, misal nya di Q.S. Yunus : 99

Artinya : "Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya". (QS. Yunus (10) : 99).

Dan dijelaskan juga dalam di Q.S. al-kafirun : 6

Artinya : "Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". (QS. Al-Kafirun : 6).

Dari dua ayat di atas bisa kita simpulkan bahwa Allah tidak memaksa seluruh manusia untuk beriman kepada nya. manusianya sendirilah yang menentukan dia ingin beriman atau kafir. Kita berhak atas agama kita masing masing, Tuhan yang kita sembah tidak sama, dan peribadatan kita juga tidak sama. Tetapi semua itu pasti ada bertanggung jawabannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline