Lihat ke Halaman Asli

Edi 11

Tidak ada

Berebut Hak Asuh Anak

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Sepasang suami istri yang sedang mengalami masalah rumah tangga memutuskan untuk bercerai. Gugatan cerai dilayangkan oleh si istri ke Pengadilan Agama. Setelah beberapa kali sidang dan upaya untuk mendamaikan tidak juga berhasil, maka pengadilan memutuskan untuk menerima gugatan si istri. Suami istri itu resmi bercerai setelah lima tahun hidup bersama. Harta gono-gini telah disepakati pembagiannya. Yang menjadi persoalan adalah hak asuh anak. Masing-masing pihak merasa berhak untuk mengasuh si anak. Untuk memutuskan siapakah yang menjadi hak asuh terhadap si anak maka hakim menanyakan alasan apa yang mendasari bahwa merekalah yang paling pantas untuk memdapat hak asuh atas anak.

Hakim: "Tolong Ibu berikan kepada kami alasan mengapa ibu menganggap bahwa ibulah yang paling berhak atas hak asuh anak."

Istri:"Seperti yang Bapak hakim ketahui, bahwa kamilah para Ibu yang mengandung selama sembilan bulan. Merasakan tidak enaknya melahirkan kemudian merawat dan menyusui selama dua tahun. Jadi sayalah yang berhak untuk mengasuh anak itu."

Hakim: "Kalau Bapak, apa alasan Bapak untuk mendapatkan hak asuh atas anak?"

Suami: "Misalnya begini Bapak Hakim. Misalkan saya mempunyai kartu ATM kemudian saya pergi ke ATM untuk mengambil uang. Setelah sampai di ATM, saya masukan kartu ATM saya ke mesin ATM. Setelah mesin ATMnya bergoyang-goyang sebentar keluarlah sejumlah uang. Menurut Bapa Hakim yang terhormat, uang itu milik siapa, punya saya atau mesin ATM?"

Setelah mempertimbangkan beberapa saat, ahirnya hak asuh atas anak diberikan kepada si suami.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline