Lihat ke Halaman Asli

IPK, Masihkah Jadi Faktor Penentu?

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) idealnya adalah gambaran prestasi dan hasil belajar mahasiswa selama menimba ilmu di universitas. Apakah mahasiswa tersebut dapat mengikuti kegiatan perkuliahan dengan baik atau tidak dapat tercermin dari IPK-nya. Namun IPK tinggi tidak lantas menjadi jaminan kesuksesan seseorang.Karena dalamdunia kerja, IPK tinggi saja tidak cukup dan tidak menjadi jaminan seseorang akan diterima bekerja.

Ada banyak faktor pendukung lain yang juga menjadi pertimbangan penting bagi perusahaan dalam merekrut karyawan baru, di antaranya integritas, keterampilan, kecakapan berkomunikasi, hingga kecerdasan emosional.

Sayangnya, kemampuan-kemampuan tersebut umumnya sedikit sekali diajarkan di bangku kuliah. Oleh karena itu, perlu usaha kreatif dari mahasiswa untuk mendapatkan dan mengembangkannya, salah satunya ialah dengan aktif berorganisasi, baik organisasi intra maupun ekstra kampus. Di organisasi, mahasiswa bisa belajar banyak hal berharga yang akan sangat membantu kelak di dunia kerja, seperti kepemimpinan, manajerial, komunikasi, negoisasi, kerjasama, dan membangun networking yang lebih luas.

Karena itulah organisasi menjadi penting bagi mahasiswa. Umumnya mahasiswa yang sudah aktif di organiasi adalah mereka yang sadar bahwa IPK tinggi saja tidak cukup. Mereka ingin memiliki kegiatan positif lain agar kuliah tak sekedar “kuliah”. Maka tidak heran bila ada ungkapan “IPK tinggi akan mendapat panggilan kerja, tapi pengalaman organisasi-lah yang akan membuatmu diterima kerja.”




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline