Lihat ke Halaman Asli

Bersama Melengkapi di Sekolah Dasar

Diperbarui: 21 September 2021   01:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Kampus Mengajar Angkatan 1

Bersama Melengkapi di Sekolah Dasar
oleh Nada Fadhilah

Program Kampus Mengajar angkatan 1 merupakan lanjutan dari program Kampus Mengajar Perintis. Salah satu kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM). Melalui program ini, Mas Menteri mengajak seluruh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk berkolaborasi dengan guru-guru di sekolah dasar. Program ini diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di sekolah dasar yang menjadi sasaran, khususnya daerah tetingkal, teluar, dan terdepan (3T) dengan akreditasi maksimal C. Program tersebut dilaksanakan kurang lebih tiga bulan yaitu dari tanggal 22 Maret 2021 – 25 Juni 2021. Selama tiga bulan tersebut seluruh mahasiswa yang lulus seleksi, tak terkecuali mahasiswa Univeristas Pendidikan Indonesia (UPI) membantu guru-guru terkait proses mengajar, adaptasi teknologi dan bantuan administrasi.

Dengan mengajak mahasiswa terjun langsung menghadapi secara langsung kendala atau masalah yang dialami di sekolah tersebut. Di mana kami mengusahakan bersama-sama, baik warga sekolah tersebut dan juga mahasiswa untuk membantu memecahkan promblematik yang terdapat di sekolah tersebut. Dengan kondisi pandemi saat ini menuntut seluruh kegiatan dilakukan dengan daring atau Belajajar dari Rumah (BDR) untuk menghindari kerumunan, meminimalisir covid-19 yang semakin memberontak penyebarannya.

Akan tetapi tidak semua jajaran di bidang pendidikan sanggup memberlakukan pembelajaran dari rumah secara maksimal. Tidak jarang para guru yang mengeluh akan siswanya yang menghilang, tidak ada kabarnya. Bahkan beberapa guru ada yang belum terbiasa dengan teknologi, sebagai alat untuk bdr. Para mahasiswa mengusahakan dengan membatu para guru beradaptasi dengan metode pembelajaran lebih bervariatif yang bisa berguna untuk (BDR). Dengan berseling kehadiran siswa ke sekolah. Hal tersebut guna memantau siswa tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang siswa.

Di beberapa sekolah, berdasarkan kesepakatan antara kepala sekolah bersama guru-guru, dan juga wali murid, meminta anak-anaknya sesekali bertatap muka di sekolah. Beberapa hal yang biasa ditemukan  di daerah 3T di antara lain seperti, tidak memiliki alat komunikasi telpon genggam, orang tua yang terlalu sibuk mencari penghasilan mencukupi kebutuhan sehari-hari, dan minimnya kepedulian terhadap pendidikan anak. Para mahasiswa menggunakan media teknologi, bermain sambil belajar. Dengan berbekal internet, atau video pembelajaran yang dibuat secara audio dan visual yang menarik. Bersama dengan membimbing guru, untuk tidak gagap teknologi, mengajarkan mengedit materi dan video untuk disesuaikan dengan siswa yang dijarnya. Selain itu, untuk menerapkan literasi dan numerasi berjalan, beberapa kelompok mahasiswa mengadakan donasi buku untuk bantuan administrasi. Dengan itu, sekelompok mahasiswa berharap semoga ke depan sekolah tersebut menjadi lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline