Presiden Joko Widodo megajak masyarakat indonesia untuk menggukan mata uang Rupiah di segala kegiatan ekonomi.
" Saya mengajak insan tanah air untuk terus mencintai Rupiah dengan cara nyata. Selalu menggunakan Rupiah dalam setiap transaksi keuangan dalam negeri dan menyimpan tabungan dalam bentuk Rupiah," ujar Joko Widodo dalam acara peluncuran Rupiah di Bank Indonesia (BI), Jakarta, Senin (19/12/2016).
Joko Widodo mengatakan, pengguanan mata uang rupiah dalam segala kegiatan ekonomi didalam negeri itu juga merupakan perwujudan kecintaan terhadap kedaulatan dan kemandirian bangsa Indonesia.
"Setiap lembar rupiah adalah wujud kedaulatan kita sebagai negara. Setiap lembar rupiah adalah bukti kemandirian bangsa," ujar Joko Widodo.
Senada dengan itu Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengimbau agar masyarakat menggunakan transaksi di dalam negeri menggukan Rupiah bukan valuta asing. Terutama di daerah-daerah perbatasan Indonesia transaksi didominasi menggunakan valuta asing bukan Rupiah.
"Janganlah bertransaksi dengan mata uang asing di dalam Indonesia, bertransaksi harus dalam rupiah," ujarnya di kantor BI, Jakarta, Jum'at (17/11/2017).
Menurutnya, tiga tahun lalu transaksi yang seharusnya dalam Rupiah namun dilakukan dalam valuta asing mencapai 11 miliar Dollar AS. "Lalu berkurang menjadi 8 miliar Dollar AS, Sekarang kita sudah bisa turunkan menjadi 1,3 miliar Dollar AS perbulan," jelasnya.
Agus mengatakan penurunan ini akibat kerjasama di lakukan dengan pihak kepolisian dalam bentuk sosialisasi didaerah perbatasan.
"Kami sambut baik penegak hukum di daerah perbatasan Kalimantan,Batam, dan lain-lainnya yang betul-betul terjadi dominasi transaksi valuta asing daerah tetangga," ujarnya.
Saat meninjau Pembangunan Lintas Batas Negara (PLBN) Motamasin terpadu Indonesia- Timor Leste di Kabupaten Malaka, Presiden Joko Widodo juga menegaskan masyarakat perbatasan harus mencintai Rupiah dan menjadi alat tukar utama.