Lihat ke Halaman Asli

Abdul Hakim El Hamidy

Penulis, Konsultan Penerbitan, Trainer, dan Motivator

Menulis = Mengamati

Diperbarui: 23 Agustus 2024   02:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Menulis, dalam ranah ilmiah, adalah bentuk pengamatan yang tidak sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga membentuk pemahaman yang mendalam tentang objek kajian. Dalam perspektif ini, menulis merupakan hasil dari proses observasi yang teliti, analisis yang kritis, dan sintesis yang terstruktur, sebagaimana sebuah penelitian ilmiah membentuk pengetahuan yang dapat diandalkan.

Pertama-tama, proses pengamatan dalam menulis dimulai dengan observasi yang intensif. Seorang peneliti atau penulis budayawan akan mengumpulkan data melalui berbagai metode seperti wawancara, observasi langsung, dan studi dokumen. Misalnya, dalam studi tentang upacara adat "Rundeng" di Desa Pasar Rundeng Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam , peneliti akan mencatat setiap elemen upacara dengan cermat---mulai dari urutan acara, simbol-simbol yang digunakan, hingga peran serta partisipasi anggota masyarakat. Data yang terkumpul adalah sumber informasi yang menggambarkan dinamika dan kompleksitas upacara tersebut.

Selanjutnya, analisis dilakukan untuk menguraikan data yang diperoleh. Dalam hal ini, penulis akan menggunakan teori-teori antropologi dan sosiologi untuk memahami makna di balik setiap elemen upacara. Analisis ini melibatkan identifikasi pola-pola yang muncul, hubungan antar elemen, dan implikasi sosial dari praktik adat tersebut. Misalnya, penulis mungkin menemukan bahwa simbol-simbol dalam upacara "Rundeng" tidak hanya memiliki makna ritual tetapi juga mencerminkan struktur sosial dan hierarki dalam masyarakat Rundeng Kota Subulussalam.

Tahap berikutnya adalah sintesis, di mana penulis menyusun argumen berdasarkan hasil analisis. Proses ini mencakup pengorganisasian temuan dalam struktur yang logis, menghubungkan data dengan teori dan studi sebelumnya, serta menyusun narasi yang koheren dan meyakinkan. Dalam sintesis ini, penulis akan menguraikan bagaimana upacara "Rundeng" berfungsi sebagai medium untuk mempertahankan identitas budaya dan menjaga hubungan sosial dalam komunitas.

Akhirnya, penyajian hasil dalam bentuk tulisan harus dilakukan dengan bahasa yang jelas dan terstruktur, namun tetap mempertahankan kekayaan makna dari temuan. Penulis akan menyampaikan argumen mereka dengan gaya bertutur yang menarik, sehingga pembaca tidak hanya memahami informasi tetapi juga merasakan kedalaman dan kompleksitas dari praktik budaya yang dijelaskan. Melalui penulisan ini, pengetahuan yang dihasilkan dari proses pengamatan dan analisis disajikan dengan cara yang tidak hanya informatif tetapi juga reflektif dan inspiratif.

Dengan cara ini, menulis berfungsi sebagai jembatan antara observasi yang mendalam dan penyampaian pengetahuan yang sistematis, memastikan bahwa setiap elemen dari fenomena yang diamati dikaji dengan cermat dan disampaikan dengan jelas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline