Lihat ke Halaman Asli

Abdul Hakim El Hamidy

Penulis, Konsultan Penerbitan, Trainer, dan Motivator

Menulislah Seperti Anda Berbicara!

Diperbarui: 7 Agustus 2022   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Suatu hari, saya silaturahim ke salah seorang ustaz kondang. Saya sangat salut dengan ceramah-ceramahnya yang menyentuh. Dari buah ceramahnyalah ia bisa mencukupi kebutuhan keluarganya dan membeli kendaraan. 

Hari itu, disela-sela kesibukannya saya menyarankan beliau untuk menulis buku. Beliau lalu berdalih, “Wah, saya tidak berbakat menulis. Kalau ceramah berjam-jam insyaallah saya bisa. Tapi kalau untuk menulis saya sangat sulit.” Saya pun memberi solusi,

“Ustaz, bagaimana kalau ustadz beli rekaman, lalu ceramah ustaz direkam. Nanti hasil rekamannya serahkan kepada saya. Saya siap mengeditnya menjadi buku.” Saya menyangka bahwa Sang Ustaz akan melaksanakan saran saya, namun ternyata ketika saya bertemu kembali dengannya dan saya menagih hasil rekamannya, sang ustaz pun masih belum mengikuti saran saya. Saya yakin beliau sangat mampu untuk membeli rekaman tersebut.

Selanjutnya, apakah pertemuan selanjutnya membuahkan hasil?

Ternyata tidak, dua bulan kemudian saya tidak lagi bertemu dengan beliau, karena beliau sudah tinggal namanya saja (baca: meninggal dunia). Dan…tidak ada satu buku pun yang beliau tinggalkan untuk umat. Padahal, andaikata ia menulis sudah puluhan buku yang bisa ia tulis dari ceramah-ceramahnya.

Saya minta maaf kalau saya membuka rahasia almarhum sang ustaz kepada Anda. Saya hanya ingin memberikan gambaran, bahwa ketika seseorang tidak ada kemauan untuk menulis, maka ia tidak akan pernah bisa menulis hingga ajal menjemputnya.

Bagaimana dengan Anda?

Inginkah Anda seperti sang Ustaz yang tidak meninggalkan satu karya pun sampai meninggal dunia?

Ingat, setiap apa yang Anda ucapkan adalah bahan tulisan yang luar biasa. Maka, menulislah seperti bagaimana Anda berbicara. Kalau ngomong saja gampang, mengapa Anda merasa susah untuk menulis?

Sebaiknya Anda tangkap obrolan Anda dengan orang lain, lalu rekamlah. Setelah itu, tiklah apa yang Anda obrolkan seluruhnya. Kemudian, baru Anda edit. Dan pilihlah mana yang sangat layak untuk Anda masukkan ke dalam tulisan. Setelah itu, perkaya dengan referensi atau bahan bacaan. Omongan yang tidak ada dasar, nanti jangan-jangan dibilang membual, hehehe.

Jika Anda seorang ustaz, public speaker, motivator, dan orang yang ‘rajin’ ngomong, sebenarnya Anda sangat berpeluang untuk menjadi penulis. Tugas Anda hanyalah memindahkan bahasa lisan ke dalam bahasa tulisan. Mudah ‘kan?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline