Lihat ke Halaman Asli

Seberapa Peka atau Sadarkah Kamu?

Diperbarui: 4 April 2020   07:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: pixabay.com

Peka apabila ditinjau dari arti harfiah menurut KBBI yaitu mudah merasa. Artinya tidak beda dengan sadar yang berarti merasa. Istilah peka sering kali dipakai di kalangan anak muda untuk memberikan kode kepada teman sebayanya.

Istilah peka biasa terucap ketika seseorang tidak bertindak atau melakukan sesuatu ketika melihat situasi, kondisi, ataupun keadaan yang sedang terjadi di depannya. Baik itu permintaan tolong, merawat lingkungan, bahkan menjaga perasaan.

Penilaian peka/sadar itu sendiri dapat dikategorikan menjadi 4 golongan menurut Al-Khalil bin Ahmad.

"Ada empat kategori manusia. Pertama, orang yang tahu dan sadar bahwa dirinya tahu. Inilah tipe orang alim maka ikutilah dia. Kedua, orang yang tahu tapi tidak sadar bahwa dirinya tahu. Orang seperti ini sedang tertidur, maka bangunkanlah dia. Ketiga, orang yang tidak tahu namun sadar bahwa dirinya tidak tahu. 

"Dia model orang yang sedang mencari hidayah, maka ajarilah dia. Dan keempat, orang yang tidak tahu sekaligus tidak sadar bahwa dirinya tidak tahu, Ini adalah tipe orang bodoh, maka waspadalah darinya." (Lihat Imam Abu Hamid Al-Ghazali, Ikhtisar Ihya 'Ulumiddin, [Indonesia, Wali Pustaka], halaman 23).

Nah, melihat uraian di atas seberapa peka/sadarkah kamu? Apabila ditinjau dari uraian di atas besar harapannya kita termasuk kategori yang pertama dan semoga sangat dijauhkan dari kategori yang terakhir, na'udzu billah. 

Terkadang kita menjadi kategori kedua yakni ada momen kepekaan atau kesadaran kita tidak muncul, dalam hal inilah mungkin Allah swt. menciptakan manusia untuk saling tolong menolong dan saling mengingatkan. 

Apabila kategori dua terakhir tidak melekat pada diri kita, semoga kita termasuk kategori ketiga yang masih memiliki kepekaan/kesadaran terhadap suatu situasi, kondisi ataupun keadaan walaupun masih kurang dalam segi pengetahuan.

Karena pada hakikatnya akan menjadi bahaya apabila tahu atau berpengetahuan tetapi tidak dimanfaatkan atau tidak diaplikasikan. Seperti sabda Rasulullah saw.,.

 "Orang yang paling berat siksanya pada hari kiamat adalah orang alim yang Allah jadikan ilmunya tidak bermanfaat." (Lihat Imam Abu Hamid Al-Ghazali, Ikhtisar Ihya 'Ulumiddin, [Indonesia, Wali Pustaka], halaman 23).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline