Lihat ke Halaman Asli

Masjid Laju Kepanjen, Masjid Pertama Kraton Sumenep

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13914960842061633801

Masjid Laju Kepanjen, Masjid Pertama Kraton Sumenep

[caption id="attachment_310204" align="aligncenter" width="300" caption="Gang menuju Masjid Kepanjen Sumenep"][/caption] Kalau anda berkesempatan berkunjung ke Sumenep Madura, coba tanya masjid Kraton disebelah mana? Penduduk setempat langsung mengarahkan anda ke masjid Jami’. Padahal ada masjid tua yang menjadi cikal bakal berdirinya masjid Jami’ yaitu masjid Laju di Kepanjen Sumenep.

Masjid Laju Kepanjen Sumenep sebenarnya bukan nama resmi masjid ini, Laju (b. Madura) artinya tua atau lama, untuk menggambarkan bahwa masjid ini sudah sangat lama. Nama resminya Masjid al-Mukmin. Terletak di Jl. Kepanjen, seberang kantor Bupati Sumenep. Kalau tidak ada papan yang tertempet di gerbang, orang mungkin akan terkecoh kalau disitu terdapat masjid. Posisinya menyatu dengan perumahan penduduk. Terletak di Kabupaten paling timur pulau Madura pada titik koordinat 70 0’ 28” S dan 1130 51’ 31” E.

Waktu kesana tahun 2012, saya bertemu dengan pengurusnya, Raden Abdul Gofur. Seorang pensiunan pegawai Departemen Agama. Saat itu usianya sudah sepuh, namun suaranya masih gagah. Bahkan mengajak saya balapan naik sepeda onthel. Hi hi hi. Saat itu, saya juga diperlihatkan sebuah manuskrip pembangunan masjid Jami’ Sumenep. alhamdulilah-nya saya ditemani karib saya asli Batang-batang. Dia yang memberi kases terutama komunikasi. Junaidi dia punya nama.

13914962231476660442

Teras Masjid Kepanjen Sumenep

Menurut penuturannya, Masjid ini merupakan masjid pertama yang didirikan olehpenguasa Sumenep saat itu. Masjid ini didirikan sekitar 150 tahun lebih awal dibandingkan dengan masjid Jami’ Sumenep, berdiri pada tahun 1757, atau sekitar awal abad ke-17 Masehi.

Masjid ini memiliki denah persegi panjang pada ruang utamanya dengan ukuran 8 m x 10 m. Sebelah utara ruang utama terdapat ruang pawestren berukuran 4,5 m x 8 m. Sebelah timur ruang utama terdapat serambi berukuran 12,5 m x 5 m.

Pada bagian depan ruang utama terdapat mihrab dengan dua bangunan kecil disamping utara selatannya. Bangunan kecil sebelah utara berfungsi sebagai mimbar. Sedangkan pada sisi selatan, awalnya, kemungkinan sebagai maksurah yang beralih fungsi menjadi tempat penyimpanan al-Qur’an.

Di bagian tengah ruangan terdapat 4 tiang utama berbentuk segiempat yang sudah dibalut dengan semen. Terdapat 6 buah pintu, 3 buah berada pada bagian depan; 2 buah pada sebelah utara sebagai penghubung ke ruang pawestren; satu pintu sebelah selatan digunakan sebagai pintu keluar Imam atau khotib.

[caption id="attachment_310214" align="alignleft" width="300" caption="Mimbar Masjid Kepanjen mirip Mimbar Masjid Jami"]

13914964851837904768

[/caption] idak terdapat ornamen khusus pada masjid ini, selain hiasan salib portugis atau tapak dara yang menyilang di atas ventilasli pintu utama sebagai pengait tulisan Allah. Jika dilihat dari model bangunan mimbarnya serta tiang-tiang lengkung pada serambi, ada kemungkinan perehaban masjid ini meniru gaya masjid Jami’ sumenep, atau mungkin sebaliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline