Lihat ke Halaman Asli

5 Fungsi Mahasiswa Era Digital

Diperbarui: 16 Oktober 2021   09:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Kami mahasiswa Indonesia bersumpah, bertanah air satu tanah air tanpa penindasan."

"Kami mahasiswa bersumpah, berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan."

"Kami mahasiswa Indonesia bersumpah, berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan."
Sumpah Mahasiswa

Indonesia setidaknya memiliki lebih dari 6.000.000 (enam juta) mahasiswa aktif yang tersebar di ribuan kampus di seluruh negeri. Mengingat pendidikan masihlah menjadi barang mewah dibebrapa kalangan. Mewah bukan karena soal biaya saja namun juga kedudukan sebagai kompok terpandang oleh masyarakat.

"Sak duwur-duwure sinau kudune dewe tetep wong Jawa"
Jogja istimewa - Jogja Hip Hop Foundation

Dalam berbagai kisah baik barat maupun timur pendidikan selalu menjadi sebuh barang mewah yang sulit dijangkau oleh semua kalangan. Tidak hanya luar negri, bahkan dalam negri pun juga terjadi hal yang serupa, hanya keturunan ningrat saja yang dapat mengentam pendidikan di lembaga pendidikan formal. Hanya jalur santri yang dapat menyamai kedudukan para ningrat dalam menganyam pendidikan. Apalagi ketika dipertemukan di sebuah kelas pembelajaran kesetaraan menjadi asas dalam pembelajaran. Tidak heran jika sampai saat ini pandangan terhadap mahasiswa sangatlah luar biasa. Bahkan tidak jarang kita akan temukan seorang pemuda akan menjadi tempat pengaduan masyarakat karena diketahui sedang atau telah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.

Intelektualitas mahasiswa adalah sebuah senjata yang dieluh eluh kan masyarakat karena dirasa dapat memberi harapan pada masyarakat untuk lebih baik. Sejak kemerdekaan istilah ningrat sudah mulai tergeser dengan bertambah banyak nya mahasiswa dari kalangan menengah kebawah. Kelas dalam pendidikan pun juga mulai lebih variatif dan semakin kaya akan khasanah problematika sosial yang lebih real dan aktual untuk dihadapi. Secara resmi demonstrasi Indonesia rata rata didominasi oleh gerakan pelajar, baik siswa maupun mahasiswa.

Alsan dibalik masifnya gerakan mahasiswa sendiri berasal dari doktrin 5 fungsi mahasiswa atau pancafungsi mahasiswa. Sejak era demo besar 98 panca fungsi ini sering disandingkan dengan sumpah mahasiswa (ada diawal). Pancafungsi mahasiswa sendiri terdiri atas :
1. Moral Force (kekuatan moral)
Menekankan pada konstruk karakter yang harus dapat mencerminkan pemimpin. Tidak hanya sebagai cermin kepada masyarakat sekitar namun juga pejabat yang ada.
2. Guardian Velue (penjaga nilai)
Local wisdom sebagai jati diri bangsa yang santun, gotong royong dan tolong menolong merupakan titik tekan poin ini. Untuk siap sedia selalu turun dan bahu membahu menyelesaikan problem yang ada. Hal ini dapat kita lihat melalui aksi aksi kemanusiaan dan turun lapangan untuk membantu masyarakat.
3. Agent Of Change (Agen perubahan)
Dengan ke intelektual annya mahasiswa diharapkan dapat memberikan refresh terhadap kondisi yang ada. Mengangkat kehormatan dan kesejahteraan masyarakat dengan pengetahuan yang ada.
4. Social Control (kontrak sosial)
Poin ini banyak ditekankan pada penyambung lidah dari masyarakat terkait kebijakan politik yang dianggap hanya menguntungkan kelompok tertentu saja. Dapat kita lihat contohnya adalah demo 98 dan UU Ciptaker
5. Ironi Stock (penerus)
Ini adalah puncak pengharapan masyarakat kepada mahasiswa yang diharapkan dapat meneruskan regenerasi pemimpin bangsa. Seperti contohnya Fahri Hamzah dan Budiman Sudjatmiko yang dulu menjadi aktifis, sekarang menggantikan pemimpin yang dulu.
 
Gerakan mahasiswa kebanyakan hanya bersifat reaksioner tanpa ada follow up dikemudian hari memang sangat penuh dengan tendensi. Bahkan tak jarang kita akan dengarkan tudingan tunggamgan politik pada banyak aksi mahasiswa. Karena proses kajian yang kurang mendalam dan hanya mengikuti serikat mahasiswa saja. Bahkan diberbagai demo kita akan temukan banyak domanstran yang tidak tau ngapain disana atau cuma ikut ikutan. Bahkan dapat kita temukan ada yang menjawab diajak teman.

Di era global yang serba digital dan ditambah pandemi demonstrasi adalah tindakan yang tidak lagi mengganggu ketertiban namun mengancam kesehatan masyarakat. Lantas apa kabar Pancafungsi mahasiswa, yang notabene harus turun masyarakat. Tentu mahasiswa dituntut untuk lebih kreatif dalam membuat aksi solidaritas jika tidak mau membahayakan masyarakat, Seperti :
1. Kreatif Meme
Sebuah gambar dapat menyampaikan berbagai pesan pada penikmat nya bahkan dapat juga mempengaruhi tindakannya. Hal ini sering dibahas dalam kajian stimulan and simulacra.
2. Donasi Digital
Bukan berarti sudah tidak zamannya untuk berdiri di pinggir jalan namun masyarakat juga sudah mulai berpindah pada gaya hidup cashless. Kitabisa.com merupakan salah satu contoh yang baik dan bahkan cukup masih untuk membantu.
3. Influence Velue
Jika dulu tontonan bukanlah tuntunan namun hari ini tuntunan ada pada tontonan. Konten yang menarik akan memberikan inspirasi dan pengajaran untuk masyarakat.
4. Publish Kearifan Lokal
Selain untuk mengenalkan dan mempelajari nilai nilai luhur namun juga untuk mengingatkan orang lain akan identitas bangsa.
5. Kampanye Digital
Dengan migrasinya masyarakat pada dunia digital tempat berkumpul masyarakat juga mulai berpindah. Kampanye digital itu tidak hanya meluas namun juga dapat mencatat perkembangan kampanye kita. Seluas apa kita berusaha dan memobilisasi masa.

Mahasiswa era global. Yang masih meraba raba akan justifikasi aksi mereka selama menjadi mahasiswa. Juga harus memahami bahwa hambatan dan tuntutan fungsi yang ada merupakan tantangan nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline