Lihat ke Halaman Asli

Alkudri Temasmiko

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

"Tiga Rumus" Hidup Bahagia Seorang Muslim

Diperbarui: 27 November 2020   16:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disusun Oleh: Alkudri Temasmiko, SKM, M.Kes 

(Innalhamdalillah nahmaduhu wanasta'iinuhu wanastaghfiruhu Wana'udzubiillah minsyurruri 'anfusinaa waminsayyi'ati 'amaalinnaa Manyahdihillah falah mudhillalah Wa man yudh lil falaa haadiyalah,  Asyhadu allaa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh)

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah SWT, yang kita memuji-Nya. Kita memohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya dan kita memohon perlindungan dari kejelekan jiwa-jiwa kita dan keburukan amal-amal kita. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada siapapun yang dapat menyesatkannya.  Dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah maka tidak ada siapapun yang dapat memberinya petunjuk. Saya bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang Haq untuk disembah melainkan Dia ALLAH Subhanahu wa Ta'ala. Dan tiada sekutu bagi-Nya serta  Muhammad Shallallahu 'alaihi wa salam adalah utusan Allah Subhanahu wa ta'ala")

Kebahagiaan merupakan kebutuhan asasi umat manusia. Banyak persepsi soal kebahagian. Ada yang sangat berorientasi pada duniawi, dan ada juga hanya berorentasi pada ukhrawi, serta tak sedikit bahkan nihil orientasi.

Definisi bahagia, dalam tradisi ilmu tasawuf, seperti yang disampaikan Imam al-Ghazali, dalam karyanya yang monumental Ihya Ulumiddin, merupakan sebuah kondisi spiritual, saat manusia berada dalam satu puncak ketakwaan. Bahagia merupakan kenikmatan dari Allah SWT. Kebahagiaan itu adalah manifestasi berharga dari mengingat Allah. 

Sebuah syair dalam bahasa Arab menyebutkan, "Wa-lastu araa as-sa'adata jam'u maalin wa-laakin at-tuqaa lahiya as-sa'iidu."

Artinya, kebahagiaan bukanlah mengumpulkan harta benda, tetapi takwa kepada Allah.

Dari pengertian kebahagian di atas dapat disimpulkan, bahwa kebahagian yang sebenarnya itu merupakan kesungguhan diri untuk mengingat serta bertakwa kepada Allah SWT. 

Taqwa secara Etimologi adalah Taqwa berasal dari kata waqa -- yaqi -- wiqayah yang artinya menjaga diri, menghindari dan menjauhi. Sedangkan pengertian Taqwa secara Terminologi adalah Taqwa adalah takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan tidak melanggar dengan menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus dalam perbuatan dosa

Kandungan takwa juga telah disebutkan dalam QS Al-Baqarah: 2-5 yang artinya.......orang-orang bertakwa. Yaitu, mereka yang beriman kepada hal-hal gaib, mendirikan shalat, dan menyedekahkan sebagian harta yang mereka miliki dari rezeki Kami. Dan, juga mereka yang beriman dengan yang kami turunkan kepadamu wahai Muhammad, dan yang diturunkan kepada para nabi dan rasul sebelummu. Mereka juga beriman kepada akhirat. Itulah mereka yang mendapatkan petunjuk dari Tuhan mereka. Dan, mereka itulah orang-orang yang beruntung.''

Diantara banyak penjelasan terkait cara dan upaya dalam rangka meraih dan memelihara ketakwaan agar dapat hidup bahagia dunia dan akherat, maka berikut ada beberapa cara agar seorang muslim dapat menjaga kualitas ibadah dan ketakwaannya, yang saya sebut dengan cara "Tiga Rumus" Hidup Bahagia Seorang Muslim Sepanjang Masa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline