Lihat ke Halaman Asli

Dian Kusumanto

Warga Perbatasan

Defisit Pangan Indonesia

Diperbarui: 3 Februari 2025   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Hari Pangan (Freepik)

Indonesia masih mengalami defisit dalam beberapa komoditas pangan yang memerlukan impor untuk memenuhi kebutuhan domestik. Berikut adalah beberapa komoditas tersebut beserta volume defisitnya:

Kedelai masih impor (dok. Diperta)

  1. Kedelai: Pada tahun 2022, Indonesia mengalami defisit kedelai sebesar 2,59 juta ton. 

  2. Bawang Putih: Defisit bawang putih pada tahun 2022 tercatat sebesar 366,9 ribu ton. 

  3. Daging Sapi: Pada tahun 2022, defisit daging sapi mencapai 134,35 ribu ton. 

  4. Gula Konsumsi: Defisit gula konsumsi pada tahun 2022 tercatat sebesar 234,69 ribu ton. 

  5. Beras: Pada tahun 2023, produksi beras Indonesia mengalami penurunan akibat fenomena El Nino, dengan luas panen turun menjadi 10,21 juta hektare, berkurang 2,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi beras total pada tahun 2023 tercatat sebesar 30,96 juta ton, lebih rendah 1,84% dibandingkan tahun 2022. Konsumsi beras pada tahun 2023 diperkirakan mencapai 30,62 juta ton, sehingga terjadi defisit sekitar 340 ribu ton. Untuk mengatasi kekurangan ini, Indonesia melakukan impor beras sebanyak 3 juta ton pada tahun 2023. 

Defisit pada komoditas-komoditas tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penurunan produksi domestik akibat cuaca ekstrem seperti El Nino, keterbatasan lahan pertanian, dan peningkatan permintaan konsumsi. Untuk mengatasi defisit ini, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah seperti meningkatkan impor, memperluas area tanam, dan meningkatkan produktivitas pertanian.

Selain komoditas pangan yang telah disebutkan sebelumnya, Indonesia juga mengalami defisit impor pada beberapa komoditas lainnya. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Gandum dan Tepung Gandum (Terigu)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline