Lihat ke Halaman Asli

Dian Kusumanto

Warga Perbatasan

Cahaya Di Atas Cahaya

Diperbarui: 2 Februari 2025   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cahaya Di Atas Cahaya (Journey of Me)

Konsep Cahaya di Atas Cahaya dalam Al-Qur'an

Konsep cahaya di dalam cahaya dijelaskan dalam QS. An-Nur: 35, yang sering disebut sebagai "Ayat Cahaya" (Ayat An-Nur). Ayat ini memiliki makna yang dalam dan menjadi dasar bagi banyak kajian dalam tasawuf mengenai hakikat cahaya Ilahi dan hubungan spiritual antara Allah, wahyu, dan makhluk-Nya.

1. Ayat Cahaya: QS. An-Nur: 35

"Allah adalah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah misykt (ceruk) yang di dalamnya ada pelita (misbah). Pelita itu dalam kaca (zujajah), dan kaca itu seakan-akan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tidak dari timur dan tidak dari barat, yang minyaknya hampir-hampir menyala walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (Nr 'ala Nr). Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An-Nur: 35)

2. Makna Konsep "Cahaya di dalam Cahaya" ( - Nr 'ala Nr)

Dalam ayat ini, Allah memberikan perumpamaan tentang cahaya Ilahi, yang sering ditafsirkan dalam beberapa tingkat pemahaman:

A. Allah sebagai Cahaya Langit dan Bumi

  • " " (Allah adalah cahaya langit dan bumi.)
  • Allah adalah sumber utama segala bentuk cahaya, baik secara fisik maupun spiritual.
  • Tanpa cahaya-Nya, tidak ada petunjuk, tidak ada keberadaan.

B. Perumpamaan Cahaya Allah

  1. Misykt () = Ceruk/lubang dalam dinding diibaratkan sebagai hati manusia yang menerima cahaya Ilahi.
  2. Misbah () = Pelita/lampu diibaratkan sebagai ilmu dan wahyu yang menerangi hati.
  3. Zujajah () = Kaca yang bening dan bercahaya diibaratkan sebagai kejelasan jiwa manusia yang mampu merefleksikan cahaya Ilahi.
  4. Pohon Zaitun ( ) diibaratkan sebagai sumber hikmah dan kebijaksanaan yang universal dan tidak terbatas oleh tempat atau waktu.
  5. Cahaya di atas cahaya ( ) Makna paling dalam dari ayat ini, menunjukkan lapisan-lapisan cahaya yang bertingkat-tingkat.

3. Tafsir Tasawuf tentang "Cahaya di atas Cahaya"

Dalam tasawuf, "Cahaya di atas Cahaya" memiliki beberapa makna spiritual yang mendalam:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline