Lihat ke Halaman Asli

Cara Pengalihan Kecanduan Sosial Media pada Peserta Didik di Masa Pandemi

Diperbarui: 13 Oktober 2021   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Selain berdampak pada perekonomian, pandemi covid 19 juga berdampak pada sektor pendidikan di Indonesia. Pemerintah mengambil kebijakan belajar dari rumah (BDR) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi covid 19 sejak Maret tahun 2020 lalu. Meski demikian, tentunya tidak mudah dan masih memunculkan berbagai persoalan, mulai dari keterbatasan perangkat, sinyal, kuota dan lain-lain.

Hal ini menjadikan Guru wajib berinovasi dan mengembangkan cara berpikir peserta didik terhadap pembelajaran daring baik melalui monitoring ataupun mandiri (individu). Bahkan Perkembangan teknologi di era Pendidikan 4.0 saat ini tidak dapat diragukan lagi. Banyaknya media pembelajaran seperti Classroom, Edmodo, Google form, web Blog pribadi dapat menjadi pilihan. 

Pembelajaran jarak jauh sudah tidak asing lagi bagi para millenials, Jarak tidak lagi menjadi penghalang dalam melakukan pembelajaran utamanya pada saat sekarang ini. Akibat terjadinya penyebaran pandemik Coronavirus Disease (COVID-19) kegiatan pembelajaran bertatap muka langsung mulai diliburkan digantikan dengan pembelajaran daring atau disebut dengan Work From Home (WFH). 

Namun dalam keberlangsungan pembelajaran melalui daring mengalami kendala dan beberapa keluhan seperti jumlah absensi siswa karena kurang bervariasinya metode pembelajaran yang digunakan dan cenderung membosankan.

Maka dari itu kami hadir selaku guru yang berinovasi membuat suatu pembelajaran yang dekat dengan dunia usia peserta didik, sepertihalnya;

  • Memberikan tugas kepada peserta didik dengan cara membuat video edukasi prokes dengan platform aplikasi Tiktok.
  • Memberikan tugas kepada peserta didik dengan cara membuat tutorial menjadi anak milenial yang produktif selama pandemi, dst.

Masa pandemi yang melanda saat ini menyebabkan aktivitas diluar terhambat atau bahkan  berhenti.  Kegiatan  yang  biasa dilakukan  oleh  teman-teman  dan  kerabat  harus ditunda  terlebih  dulu  hingga  masa  ini  kelar.  Sistem  belajar  mengajar  maupun  pekerjaan berubah menjadi online, sehingga kegiatan atau aktivitas diluar rumah benar-benar dibatasi jika tidak benar-benar penting. Pembatasan ini meningkatkan penggunaan internet di seluruh dunia. 

Salah satunya adalah  negara  Filipina  yang  mengalami  peningkatan  penggunaan  media  sosial  sebanyak 64%.  Tidak hanya itu, Brazil juga mengalami  peningkatan  sebanyak  58% dan disusul  oleh India sebanyak 55%. Penggunaan  media sosial diketiga negara tersebut meningkat  lebih  2 kali lipat dari biasanya.

Tidak terkecuali di Indonesia, berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII), internet traffic di Indonesia meningkat 15-20% di masa pandemi. Lebih  lagi,  data  dari  wearesocial.com  membuktikan  bahwa  47%  masyarakat  mengakses media sosial lebih lama dibandingkan dengan sebelum masa pandemi. Hal ini menunjukkan bahwa pembatasan interaksi ataupun aktivitas dirumah membuat masyarakat meningkatkan penggunaan media sosialnya.

Qiyang   &   Jung   (2019)   menjelaskan   bahwa   media   sosial   memfasilitasi   dalam membuat dan membagikan pengetahuan antar orang yang memiliki kemiripan dalam tujuan dan perilaku. Interaksi serta pertukaran informasi tersebut yang menjadi motivasi seseorang menggunakan  media  sosial.  Berkaitan  dengan  ini, masyarakat  menggunakan  media  sosial untuk dapat berinteraksi,  bertukar  informasi,  serta  terutama  mengisi  kegiatan  sehari-hari dirumah.

Salah satu aplikasi yang menjadi populer saat ini adalah TikTok. Aplikasi  pembuat video  pendek  berdurasi  15-60  detik  ini mengalami  peningkatan  unduhan  sebanyak  18% setiap minggunya di Amerika Serikat. Peningkatan drastis juga terjadi di Eropa selama 16-22 Maret  dengan  jumlah  peningkatan  35%  atau  diunduh  sebanyak  237  ribu  kali.  Menurut Angga Anugrah  Putra (Head of Content  and User Operations  TikTok  Indonesia),  Indonesia juga mengalami peningkatan 20% dari biasanya. Tidak  hanya  itu,  TikTok  juga  berhasil  menembus  jumlah  pengunduh  sebanyak  2 miliar  sejak  akhir  April  kemarin.  Selain  itu,  ia  juga  mendapatkan  posisi  pertama  dalam ranking top apps di bulan Maret 2020.

Dengan adanya fakta tersebut  kami  memberikan tugas kepada siswa/i yang mana  hal itu adalah platform yang seringkali digunakan di kalangan milenial. Dan kami memiliki sumber berupa infografis sebegitunya pengaruh Tiktok untuk media informasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline