Hari ketiga Ramadan Pak guru mendapatkan giliran menjadi imam salat tarawih di musala Miftahul Jannah kampungnya, lima menit jelang waktu isya Pak guru sudah berangkat dari rumah dengan berjalan kaki ke musala yang berjarak sekira 300 meter dari rumahnya. Dengan sarung dan baju taqwa dilengkapi peci hitam Pak guru melangkah dengan mantap melaksanakan tugas rutin setiap ramadan.
Seusai melaksanakan kewajiban menjadi imam salat isya dilanjutkan dengan salat tarawih dan witir pak guru hendak pamit pulang kepada pengurus musala yang hadir malam itu, sambil bersalaman dan mengucapkan salam, pak guru keluar dari musala untuk mengambil sandal yang dipakai saat berangkat tadi, namun sandal yang dicari Pak guru tidak ditemukan di tempat sandal.
"Ada apa Pak guru?", tanya Abah Ngateno, pengurus musala Miftahul Jannah. ini sandal saya tidak ada tapi ada sandal ini yang lebih kecil ukurannya dan kondisinya sudah jelek , sementara sandal saya masih baru, karena menjelang Ramadan kemarin dibelikan istri saya di pasar." Abah Ngateno yang menerima penjelasan Pak guru langsung menimpali "Ini berarti kultum yang Pak guru berikan tadi langsung dijalankan oleh jamaah"
Dalam kultum yang diberikan oleh Pak guru pada jamaah salat tarawih malam itu disampaikan selama bulan Ramadan, tingkatkan amal ibadah dan jauhi perbuatan dosa. "Ambil yang baik dan tinggalkan yang jelek", tutup Pak guru dalam tausiyahnya.
Madrasahku, 12 Oktober 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H