Pendidikan di Indonesia dimulai sejak zaman penjajahan kolonial hingga zaman modern saat ini. Meskipun saat ini Indonesia sudah merdeka, tapi belenggu masih mengganggu kemerdekaan peserta didik dalam menempuh pendidikan. Hal ini menjadi penghambat kemajuan pendidikan di Indonesia. Dibandingkan dengan pendidikan pada masa sebelum kemerdekaan, pendidikan di Indonesia sudah berkembang pesat. Pada masa sebelum kemerdekaan hak pendidikan yang di dapat tidak adil, pada masa sebelum merdeka, yang berhak memperoleh pendidikan hanyalah penjajah, sementara warga pribumi tidak berhak mendapatkan pendidikan. Sistem pendidikan dalam masa sebelum kemerdekaan juga masih belum stabil kala itu, serta sarana dan prasarana dalam pembejaran juga tidak efektif, jumlah guru atau tenaga pendidik pada masa itu juga masih jarang dan sedikit. Pada saat ini, pemerintah sudah mengupayakan untuk memerdekaan peserta didik melalui kurikulum merdeka.
Perjalanan Pendidikan Nasional Indonesia memiliki sejarah yang kaya dan kompleks, mencerminkan perkembangan dan transformasi dalam bidang pendidikan dari masa ke masa. Narasi tentang relevansi perjalanan Pendidikan Nasional tidak hanya mencakup pencapaian dan perubahan yang telah terjadi, tetapi juga menyoroti tantangan, inovasi, dan visi masa depan pendidikan. Dari awal perjuangan merebut kemerdekaan hingga saat ini, Pendidikan Nasional Indonesia telah menjadi tonggak penting dalam pembangunan bangsa. Mulai dari gerakan kebangkitan nasional di awal abad ke-20, di mana tokoh-tokoh seperti Ki Hajar Dewantara menegaskan pentingnya pendidikan sebagai sarana pembebasan dan pemerkasaan rakyat, hingga reformasi pendidikan yang terus berlanjut di era modern ini, perjalanan pendidikan nasional menggambarkan semangat untuk memberikan akses pendidikan yang merata dan berkualitas bagi semua warga negara.
Relevansi perjalanan Pendidikan Nasional terletak pada upaya terus-menerus untuk meningkatkan mutu dan aksesibilitas pendidikan, memperkuat identitas nasional dan kebhinekaan, serta menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing global. Dalam konteks ini, berbagai kebijakan dan program telah diimplementasikan, termasuk kurikulum nasional, pelatihan guru, peningkatan infrastruktur pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat dalam proses pendidikan. Namun, perjalanan Pendidikan Nasional juga diwarnai oleh berbagai tantangan, seperti disparitas regional, kesenjangan sosial-ekonomi, kurangnya sumber daya, dan ketidakseimbangan dalam mutu pendidikan antar daerah. Oleh karena itu, relevansi perjalanan Pendidikan Nasional juga menggambarkan upaya untuk mengatasi tantangan tersebut melalui reformasi yang berkelanjutan dan inovasi dalam pendidikan.
Melalui mata kuliah filosofi pendidikan Indonesia, gagasan Ki Hadjar Dewantara dapat dijadikan refleksi karena berkaitan dengan nilai nilai pendidikan untuk memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman dengan mempertimbangkan aspek keseimbangan cipta, rasa, dan karsa. Filosofi KHD tidak hanya mengedepankan pengetahuan, tetapi juga mengembangkan keterampilan berfikir dan kecerdasan batin. Pemahaman baru inilah yang dijadikan sebagai refleksi diri untuk menjadi guru yang professional dan berpihak pada siswa. Pemahaman mengenai pendidikan yang memerdekakan peserta didik sesuai dengan pendidikan abad-21 dapat dijadikan sebagai pembelajaran untuk diimplementasikan menjadi guru profesional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H