Lihat ke Halaman Asli

Hajar Mutmainah

Mahasiswi Universitas Airlangga

Tingginya Utang Negara Tidak Menjamin Kesejahteraan Rakyat

Diperbarui: 21 Agustus 2023   00:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saya sebagai pihak netral berpendapat bahwa tingginya utang negara  sesungguhnya memiliki sisi positif dan negatif.

Pemanfaatan utang negara sesungguhnya banyak dialokasikan dan digunakan untuk melakukan pembangunan di berbagai wilayah. Pembangunan yang dimaksud disini dapat berupa pembangunan secara infrastruktur, fasilitas umum, maupun penyaluran kebutuhan pokok. Sisi positif dengan pemanfaatan utang negara yang baik, salah satunya adalah dapat menanggulangi kesejahteraan masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Pembangunan insfrastruktur yang dapat dilakukan seperti melakukan pembangunan sebuah tempat wisata. Seperti, Pengembangan pariwisata di Desa Wisata Mulyosari berdampak secara positif terhadap pendapatan masyarakat. 

Peningkatan pendapatan terjadi pada berbagai bidang mata pencaharian masyarakat seperti pedagang, pekerja jasa pariwisata dan sebagainya. Industri pariwisata memudahkan masyarakat untuk mendapatkan uang sehingga pendapatan masyarakat menjadi naik menjadikan daya beli masyarakat naik sehingga kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya semakin tinggi, bahkan orientasi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan bukan lagi kebutuhan primer ataupun sekunder, tetapi juga tersier. Pembangunan sarana pariwisata meliputi sarana pokok pariwisata dengan tersediaya penginapan, warung dan toko. Pembangunan sarana selanjutnya yaitu sarana pelengkap pariwisata dengan tersedianya masjid, mushola, lapangan olahraga, untuk sarana pelengkap pariwisata ini sebenarnya sudah ada dari sebelum masuknya pariwisata di desa Mulyosari (Nurhajati, 2018). 

Nantinya hasil dari pendapatan yang diperoleh dapat digunakan untuk menunjang kebutuhan sehari-hari serta mengembalikan utang negara yang sebelumnya telah digunakan untuk pembangunan. Hal positif lainnya yaitu para masyarakat dapat belajar secara langsung mengenai interaksi sosial antara masyarakat setempat dengan para pendatang. Permasalahan mengenai kesejahteraan itu tergolong sangat mudah untuk diatasi asalkan mau unutk saling mendorong dan bekerja sama satu dengan yang lainnya.

Namun, disisi lain juga tidak semua pembangunan yang telah terjadi ataupun masih direncanakan berjalan sesuai dengan yang seharusnya. Beberapa penyebab yang sering ditemukan adalah sulitnya perizinan di masyarakat serta penggelapan dana. Bagaimana wilayah tersebut bisa menaikkan kesejahteraannya apabila pola pikir warga masih pada sebatas mengikuti kehidupan para leluhur. Tidak mau mencoba untuk berjalan mengikuti adanya perkembangan jaman. Pemberian pembekalan dapat diberikan sebagai bentuk solusi agar masyarakat dapat membuka pola pikirnya. Kegiatan pembekalan ini dapat berupa kegiatan formal maupun tidak formal seperti bertemu secara kekeluargaan dan melakukan musyawarah. Kesiapan masyarakat lokal yang ditinjau dari tingkat pendidikan, pengetahuan, serta tingkat keterlibatan masyarakat dalam pengembangan. 

Ditambah lagi dengan adanya isu penggelapan dana, yang pada akhirnya akan sangat merugikan negara. Banyak oknum yang masih berani melakukan hal itu, padahal mereka sudah tau apa yang nantinya akan mereka peroleh atas perbuatan yang mereka lakukan. Dampak negatif tersebut sangat merugikan, karena akan semakin menambah utang yang dimiliki oleh negara serta keadaan yang ada di masyarakat dalam hal kesejahteraan tidak mengalami perubahan. Lingkungan masyarakat yang tergolong miskin akan terlihat semakin tidak terawat. Oleh karena itu, penting bagi para penanggung jawab pembangunan kesejahteraan untuk memahami dan mengawasi selama kegiatan berlangsung.

Faktor lain yang dapat menghambat adanya kesejahteraan adalah apabila terjadi suatu permasalahan seperti adanya pandemi COVID-19. Dua minggu lamanya, para pekerja terpaksa diberhentikan sejenak dari aktivitasnya untuk menjalani isolasi di rumah bersama dengan keluarga. 

Dalam waktu itu, tidak ada pendapatan yang di dapat, sehingga tingkat kesejahteraan pun ikut menurun. Salah satunya penurunan yang terjadi di Samarinda, yaitu sekitar 35% - 40%, sedangkan nilai kebutuhan cenderung tetap. Ada perbedaan pola pegeluaran sebelum dan saat masa pandemi. Mereka melakukan beberapa penyesuaian sesuai kebutuhan atau menghilangkan beberapa jenis pengeluaran keluarga yang masih memungkinkan (A. Erwin, 2021). Dengan adanya penurunan tersebut, negara secara langsung menacri jalan dengan cara meminjam uang ke negara lain. Peminjaman tersebut demi dapat memperbaiki dan menunjang perekonomian yang ada di Indonesia.

Oleh karena itu, saya sebagai tim netral menganggap bahwa tingginya utang negara sebagai jalan akhir dari proses memperbaiki kesejahteraan termasuk sesuatu yang baik, asalkan dapet dikeloka dengan baik dan efektif.

Referensi

https://journal.unita.ac.id/index.php/publiciana/article/view/136

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline