Lihat ke Halaman Asli

Hairil Suriname

Institut Tinta Manuru

Ditiduri Janji Berulang Kali

Diperbarui: 30 Juni 2021   16:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - foto : genmuda.com

Juni tinggalkan rasa dalam sekotak nasi basi
Entah pada siapa, rasa yang tertinggal akan dihabisi
Aku pikir perjalanan panjang mencapai langit sedikit bergengsi, lalu mulut mereka rakus tanpa peduli.

Suyi
Di ujung juni mengajak aku menepi
Aku tak peduli, biarkan saja juni pergi
Sore nanti, kutemui senja meski sedikit sepi

Mimpi-mimpi pada langit tidak menjadi nyata
Mata mereka seperti api yang masih menyala
Pergi sebelum alam mulai murka, kita harus sampai di tujuan utama

Kau ingat?
Sekotak nasi basi pada juni bukan mimpi
Lentik-lentik jemari lemah menghampiri, tapi tak mampu menahan benci

Ternyata juni masih saja suyi
Menabur kesturi sebelum juni beranjak pergi
Hati yang lelah itu, ditiduri janji-janji berulangkali

Sebelum jemari dan naluri menyatu di akhir juni
Ku perlu siapkan hati meski aku begitu tak peduli
Juni tak bisa mati, meski ada yang telah pergi

Pada penghujung yang riuh
Mabuk nasi basi masih bisa ditoleransi
Sebab, hati yang letih tetap sendiri, lalu memaki mimpi-mimpi tak lagi bergizi

Ya, juni yang pergi tak tau diri
Biar saja aku begini, berdiri sendiri bersama janji-janji mulia yang sebentar lagi ditepati

Aku dan juni,
Menari-nari mengikhlaskan pergi bak menang bertarung pada perang sengit. Harapku, kau harus mengerti.

Bth, 30 Juni 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline