Lihat ke Halaman Asli

Hairatunnisa

Pembelajar

Telisik Nilai Intrinsik Keanekaragaman Hayati dalam Karya Rita Widagdo

Diperbarui: 12 Oktober 2021   19:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pameran Karya dan Pikiran Rita Widagdo (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)

Sebagai insan biasa yang minim pengetahuan tentang seni, saya adalah seorang awam dalam menilai ihwal di dalam suatu karya seni. 

Sehingga ketika mengunjungi suatu museum ataupun pameran seni, seringkali saya sekadar memotret objek-objek yang menurut saya menarik untuk diunggah ke media sosial tanpa melakukan pemaknaan mendalam terhadap karya yang dipamerkan. 

Alhasil ketika adik saya yang kini menggeluti bidang seni (meskipun bukan seni murni) mengajak berkunjung ke Selasar Sunaryo Art Space untuk refreshing sebelum menyambut perkuliahan, saya pikir saya juga hanya akan sekadar melihat-lihat sembari menemani. 

Kebetulan saat itu sedang ada Pameran Karya dan Pikiran Rita Widagdo yang bertajuk Ekuilibrium. 

Karya-karya yang sebagian besar dipamerkan adalah berupa sculpture yang merupakan karya seni rupa yang membutuhkan ihwal pemahaman untuk memahami makna dibalik karya tersebut. 

Namun entah mengapa saat itu saya iseng bertanya kepada Mbak-Mbak yang sepertinya panitia pameran tersebut, “Mbak, karya-karya Bu Rita ini terbuat dari material apa?” Naluri keteknikan saya tiba-tiba muncul.

Ragam karya Rita Widagdo dalam Pameran bertajuk 'Ekuilibrium' (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021)

Mbak-mbak tersebut kemudian bersemangat menjelaskan, “karya-karya Bu Rita sebagian besar terbuat dari campuran logam, Mbak. Namun ada juga yang terbuat dari material lain seperti kayu dan juga resin.” Ketika memerhatikan dengan detail, saya dibuat takjub karena beliau dapat menghasilkan karya dengan bentuk dinamis, fleksibel, dan terlihat lentur bahkan dapat melengkung dari bahan-bahan solid! 

Padahal untuk bisa menghasilkan karya tersebut dibutuhkan pengetahuan terhadap karakteristik material yang digunakan, misalnya untuk logam perlu diketahui berapa titik didih dan titik bekunya sehingga dapat dibentuk sedemikian rupa, hingga kemudian saya berujar, “keren yah Mbak, karena dari bahan solid bisa dibentuk seperti ini.” 

Mbak tersebut kemudian melanjutkan, “Ibu Rita berasal dari Jerman sehingga saat tiba di Indonesia beliau sangat takjud melihat tumbuhan-tumbuhan di Indonesia yang beraneka ragam. Sehingga karya-karya beliau banyak terinspirasi dari bentuk-bentuk tumbuhan di Indonesia, Mbak.” 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline