Arah baru Indonesia
Halo kompasioner...kali ini aku mau berbagi cerita terkait diskusi bareng gurul Gembul. Diskusi ini diselenggarakan oleh pihak FASMADA (festival Mahasiswa Awal Semester) Uin Ar-raniry, Banda Aceh.
Diskusi nya sangat hangat dan positif sekali dimulai dari moderator, keynote speaker, para speaker dan audiens yang tak kalah semangat nya. Pokok nya "all the best".
Acara di buka secara langsung oleh rektor UINAR bapak Prof. DR Mujiburrahman, M.AG sekaligus menjadi keynote speaker pada diskusi kali ini. Beliau menyampaikan kepada kami mahasiswa "Jika kita melihat 17 program utama pak Prabowo Subianto, maka Indonesia memiliki harapan besar untuk lebih maju kedepan dan semoga semua program di populiskan tersebut dapat dinyatakan".
Semua dapat berjanji tapi berapa banyak yang dapat menepatinya.
Hemm...jika bicara soal arah baru Indonesia, apa sih yang terpikir di benak kompasioner? Impian, keajaiban, mustahil atau tantangan, hehe bingung ya? sama kok. Baik langsung saja kita menelisik pandangan speaker pertama kita yaitu guru Gembul terkait tematik.
Ada 7 tantangan yang mesti dipecahkan Indonesia 5 tahun kedepan yaitu sebagai berikut:
1. Perubahan iklim dan minimnya hasil pertanian karena terus meningkatnya kuantitas manusia. Semakin banyak people semakin besar pula kebutuhan SDM-nya. Penduduk Indonesia hari ini berkisar 200 san juta, jika diilustrasikan, satu orang makan 3x sehari maka berapa ton beras yang diperlukan satu hari nya untuk per satu orang?. Terbayang tidak? Apakah lahan pertanian dapat menutup itu?.
2. Ketidak stabilan geopolitik dunia. Seandainya Amerika dan China berperang maka negara yang paling ber imbas dari perang tersebut adalah kita, Indonesia, kenapa? Karena kita belum mandiri dari segala segi dan sektor. Kita masih butuh bantuan negara luar. Coba persenkan berapa banyak produk lokal yang kita produksi dibanding produk luar.
3. Digitalisasi. Indonesia masuk nominasi warga yang paling besar aksesnya di dunia. Tetapi berapa banyak hari ini yang produktif dengan digitalisasi. Kita lebih banyak komsumtif daripada kreatif.