Lihat ke Halaman Asli

Neo "Malim Kundang"

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebelum saya mulai bercerita ini sebenarnya adalah versi lain dari legenda Malin Kundang, cerita ini saya ceritakan kembali yang dikutip dari cerita seorang mantan jurnalis senior Tempo. Cerita ini saya dapat ketika ada seorang kawan yang yang juga menceritakan kembali kepada saya.

Klaim cerita umum dari legenda malin kundang poin pentingnya adalah malin kundang dikutuk jadi batu karena dia tidak mengakui ibunya setelah berhasil di rantau dan pulang kampung kembali, yang kemudian stigma yang terbagun malin kundang adalah anak yang durhaka.

Alkisah lain, malin kundang pergi merantau ke tanah seberang, kemudian dia di rantau berjuang untuk mengubah hidupnya, setelah agak mulai berhasil mulai lah ia berkirim uang kepada ibunya melalui perantaraan "mamaknya" (paman), jadi pamannya lah yang menjadi perantara mengurus uang kiriman untuk ibu malin kundang selama ia berada di rantau, kemudian tibalah saatnya malin kundang pulang dari rantau bersama istrinya setelah berhasil di daerah rantau, ketika ia bertemu dengan ibunya ia merasa tidak percaya bahwa itu ibunya,,karena pakaiannya yang compang-camping, yang malin kundang pahami selama ini bahwa ibunya telah mapan hidupnya, karena ia rutin mengirimi ibunya uang. jadi yang sebenarnya yang dikutuk jadi batu bukanlah malin kundang, tetapi mamaknya (paman) malin kundang lah yang menyalah gunakan uangnya pemberian malin kundang untuk ibunya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline