Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Wabah dan Penyakit Menular Sebelum COVID-19

Diperbarui: 21 Februari 2021   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sejak 2 Maret 2020 pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif Covid-19 pertama di Indonesia, pemberitaan mengenai wabah virus Corona selalu menjadi headline utama.

Diperkirakan sudah lebih dari setahun negara-negara di dunia berjuang menghadapi pandemi Covid-19 yang membuat seluruh aktivitas masyarakat dunia menjadi tersendat bahkan lumpuh.

Pandemi Covid-19 bukanlah hal yang pertama dialami masyarakat dunia, wabah-wabah besar yang pernah melanda dunia menjadikan pembelajaran yang sangat kita butuhkan untuk melawan wabah virus Covid-19, penelitian serta data-data yang diperoleh dari wabah sebelumnya menjadikan para ilmuwan medis mempunyai bekal untuk melawan wabah ini melalui penciptaan vaksin.

Saat ini Indonesia sudah mulai mengedarkan vaksinnya dan Presiden Joko Widodo menjadi yang pertama.

Dikutip dari buku Homo Deus A Brief History Of Tomorrow Karya Yuval Noah Harari, inilah beberapa wabah sebelum Covid-19 yang pernah melanda dunia.

Wabah Black Death

Wabah Maut Hitam atau Black Death merebak pada dekade 1330 bermula di suatu tempat Asia Timur atau Tengah. Ketika bakteri penumpang kutu Yersinia Pestis mulai menginfeksi manusia yang digigit oleh kutu. Tikus dan kutu menjadi media penyebaran wabah Black Death, dan wabah menyebar ke seluruh Asia, Eropa, dan Afrika Utara, dan hanya dalam waktu kurang dari dua tahun wabah mencapai pesisir-pesisir Samudera Atlantik. 

Antara 75 juta sampai 200 juta orang mati atau lebih dari seperempat populasi Eurasia. Di Inggris 4 dari 10 orang mati, dan populasi menyusut dari 3,7 juta jiwa sebelum wabah, menjadi 2,2 juta jiwa setelah wabah

Wabah Cacar (Smallpox)

Pada 5 Maret 1520, satu rombongan kecil kapal-kapal Spanyol bertolak meninggalkan pulau Kuba dalam perjalanan menuju Meksiko, Kapal-kapal tersebut membawa 900 tentara Spanyol bersama dengan kuda, senjata api, dan sejumlah budak Afrika. Salah satu budak bernama Francisco de Egula terkena virus cacar dan setibanya di Meksiko virus mulai berbiak dalam tubuhnya dan akhirnya meletup keluar dari kulitnya berupa ruam-ruam.

Francisco ditidurkan di rumah seorang keluarga pribumi Amerika di Kota Cempoallan, dia mulai menulari anggota keluarga yang kemudian merembeti tetangganya, dan dalam 10 hari Kota Cempoallan terkena wabah cacar, para pengungsi ikut menyebarkan virus cacar di kota-kota terdekat dari Cempoallan. Gelombang para pengungsi membuat wabah cacar menyebar keseluruh Meksiko.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline