Lihat ke Halaman Asli

Haikal Akmal Ajikontea

Mahasiswa Sosiologi

Jika Semua Orang Memiliki Kekuatan Super, Apa yang Terjadi Pada Konsep "Kekuatan" dan Konsep "Kelemahan" dalam Masyarakat?

Diperbarui: 17 Oktober 2024   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jika semua orang memiliki kekuatan super, konsep "kekuatan" dan "kelemahan" akan berubah secara signifikan dalam masyarakat. Dalam konteks di mana setiap individu memiliki kekuatan super, kekuatan tidak lagi menjadi pembeda utama, melainkan hal yang umum dan normatif. 

Seperti yang dikemukakan oleh Nietzsche dalam gagasan tentang "bermensch" (manusia unggul), kekuatan yang sejati terletak pada kemampuan untuk melampaui kondisi manusia biasa dan mendefinisikan ulang nilai-nilai hidup (Nietzsche, 1883: 201).

 Namun, jika semua orang adalah "bermensch", maka yang dianggap sebagai kekuatan mungkin akan bergeser dari sekadar kekuatan fisik atau kemampuan luar biasa ke aspek lain yang lebih halus, seperti kebijaksanaan, moralitas, atau hubungan antarindividu. 

Dalam masyarakat seperti ini, kelemahan juga akan mengambil bentuk yang berbeda. Ketidakseimbangan tidak lagi terletak pada kemampuan fisik atau kekuatan super yang dimiliki, melainkan dalam hal bagaimana seseorang menggunakan kekuatan tersebut untuk tujuan yang lebih besar. 

Filosof kontemporer Martha Nussbaum berbicara tentang konsep "vulnerability" sebagai aspek penting dari kemanusiaan (Nussbaum, 2001: 34). Dalam dunia di mana kekuatan fisik adalah norma, kerentanan emosional dan psikologis mungkin justru menjadi indikator baru dari kelemahan, yang perlu diperhatikan dan diatasi oleh masyarakat. 

Lebih jauh lagi, konsep "kekuatan" dan "kelemahan" akan menjadi relatif. Sebagai contoh, Michel Foucault mengungkapkan bahwa kekuatan seringkali dipahami sebagai relasi dinamis yang tercipta dari struktur sosial (Foucault, 1977: 32). 

Dalam masyarakat yang semuanya kuat secara fisik, kekuatan yang dominan adalah bagaimana individu memanfaatkan kekuatan tersebut dalam struktur sosial yang kompleks. Ini dapat berarti bahwa kekuatan sejati bukanlah kemampuan super, melainkan kekuatan untuk memahami dan mengelola kompleksitas sosial serta mempengaruhi orang lain melalui cara non-kekerasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline