Lihat ke Halaman Asli

Haikal Adrian

Mahasiswa

LABUBU (Lawan Bully Bersama) Siap Jadi Pelindung Anak SD Kaligung

Diperbarui: 23 Januari 2025   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Kegiatan LABUBU Bersama Siswa SDN 1 Kaligung (Dokumentasi Pribadi)

Bullying merupakan salah satu permasalahan serius yang sering kali terjadi di lingkungan sekolah. Sebuah survei nasional menunjukkan bahwa 41,1% siswa di Indonesia pernah mengalami bullying, baik dalam bentuk fisik, verbal, maupun sosial. Dampak dari bullying ini tidak hanya memengaruhi prestasi akademik siswa, tetapi juga kesehatan mental mereka, seperti munculnya rasa cemas, depresi, bahkan dalam kasus ekstrem dapat menyebabkan tindakan bunuh diri. Menyadari urgensi untuk mengatasi masalah ini, tim KKN BBK 5 Universitas Airlangga menggelar program LABUBU (Lawan Bully Bersama) di SDN 1 Kaligung, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi.

Program ini dilaksanakan pada 23 Januari 2025 dengan melibatkan seluruh siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 SDN 1 Kaligung. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang apa itu bullying, dampak buruknya, serta cara mencegahnya. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan nyaman, sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-4 tentang pendidikan berkualitas dan SDGs ke-16 tentang perdamaian, keadilan, dan institusi yang kuat.

Pelaksanaan program dibagi menjadi dua sesi berdasarkan kelompok usia siswa. Sesi pertama diikuti oleh siswa kelas 1 hingga 3, sementara sesi kedua diikuti oleh siswa kelas 4 hingga 6. Setiap sesi dimulai dengan ice-breaking berupa lagu dan jargon anti-bullying untuk mencairkan suasana. Lagu "Stop Bullying" yang dinyanyikan bersama-sama mampu menciptakan semangat kebersamaan sekaligus menyampaikan pesan edukatif dengan cara yang menyenangkan.

Setelah sesi pembuka, tim KKN memberikan pemaparan materi interaktif terkait bullying. Materi ini mencakup definisi bullying, contoh perilaku yang termasuk bullying, serta dampak negatif yang ditimbulkannya. Dengan menggunakan gambar dan cerita sederhana, siswa diajak memahami bahwa tindakan seperti mengejek, memukul, atau mengecualikan teman dapat menyakiti orang lain secara fisik maupun emosional.

Sesi Penyampaian Materi LABUBU (Dokumentasi Pribadi)

Selain memberikan pengetahuan, tim KKN juga mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif melalui sesi tanya jawab. Dalam sesi ini, siswa diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman atau mengajukan pertanyaan terkait materi yang disampaikan. Banyak siswa yang mengungkapkan pendapat mereka dengan antusias, menunjukkan bahwa topik ini relevan dan penting untuk dibahas.

Salah satu hasil menarik dari program ini adalah meningkatnya kesadaran siswa tentang pentingnya berperilaku baik kepada sesama. Beberapa siswa bahkan mampu menyebutkan perilaku apa saja yang sebaiknya dihindari untuk menciptakan lingkungan yang lebih harmonis. Sebagai bentuk apresiasi, tim KKN memberikan hadiah kecil kepada siswa yang aktif berkontribusi selama kegiatan berlangsung.

Menurut Vincentieva Salsabillah, salah satu mahasiswa yang bertugas KKN BBK 5 di desa Kaligung sekaligus koordinator program, LABUBU dirancang tidak hanya untuk mengedukasi tetapi juga untuk membangun kesadaran kolektif. "Bullying sering kali dianggap masalah kecil, tetapi dampaknya sangat besar bagi korban. Melalui program ini, kami ingin membantu siswa memahami pentingnya saling menghargai dan menciptakan lingkungan sekolah yang positif," ujarnya.

Keberlanjutan program ini dirancang melalui kerja sama dengan pihak sekolah. Guru diberikan panduan untuk mengintegrasikan materi anti-bullying ke dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, seperti diskusi kelas atau pembuatan proyek kelompok yang mempromosikan nilai-nilai toleransi dan saling menghormati. Dengan demikian, diharapkan program ini tidak hanya memberikan dampak sesaat tetapi juga menciptakan perubahan jangka panjang dalam pola pikir dan perilaku siswa.

Pelaksanaan LABUBU menunjukkan bahwa pendidikan tentang anti-bullying dapat dilakukan dengan cara yang sederhana tetapi efektif. Dengan pendekatan yang partisipatif dan interaktif, siswa tidak hanya belajar tetapi juga merasakan dampak positif dari kegiatan ini. Program ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara mahasiswa, sekolah, dan komunitas dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman, nyaman, dan mendukung pengembangan karakter generasi muda yangg lebih baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline