Al-Qur'an adalah kalam Allah SWT yang juga menjadi petunjuk hidup bagi seluruh umat manusia yang diturunkan dengan perantara Jibril AS. Al-Qur'an merupakan kitab suci yang ilmiah dan modern. Salah bagi kita apabila menganggap Al-Qur'an adalah kitab kuno dan ketinggalan zaman. Tidak sedikit Ilmuwan yang memeluk agama islam setelah melihat dengan sendirinya kebenaran Al-Qur'an. Ada beberapa kejadian ilmiah yang sudah tertulis dalam Al-Qur'an sejak 1400 tahun yang lalu dan terbukti benar seiring dengan perkembangan teknologi. Keilmiahan Al-Qur'an dapat dibuktikan dengan ilmu sains yang saat ini berkembang.
Dasar Lautan Yang Gelap
Manusia tidak mampu menyelam di laut pada kedalaman lebih dari 40 meter tanpa peralatan khusus, pada kedalaman 200 meter hampir tidak ada cahaya, sedangkan pada kedalaman 1 km sudah dipastikan tidak terdapat cahaya sama sekali. Kondisi dasar laut yang gelap baru dapat diketahui ketika umat manusia sudah memiliki teknologi modern. Namun Al-Qur'an telah menjelaskan keadaan dasar lautan semenjak ribuan tahun lalu sebelum teknologi itu ditemukan.
Al-Qur'an surat An Nur ayat 40:
"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun." (QS An Nur: 40).
Sungai di dasar Laut
Fenomena sungai di dasar laut ditemukan oleh seorang Ilmuan asal Perancis bernama Jacques Yves Cousteau dia berhasil menemukan air tawar yang mengalir di antara air laut yang asin di dasar lautan.
Fenomena ini juga terdapat dalam Al Qur'an surat Al Furqaan ayat 53:
"Dan Dialah (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), yang satu tawar dan segar dan yang lainnya asin. Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus." (QS Al Furqan: 53).
Api di dasar lautan
Api di dasar lautan ditemukan oleh beberapa orang ahli geologi asal Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov dan ilmuan asal Amerika Serikat, Rona Clint ketika mereka sedang meneliti tentang kerak bumi dan patahannya di dasar lautan di lepas pantai Miami. Terdapat lava cair yang mengalir dan memiliki suhu sekitar 1000 derajat celcius. Namun tidak cukup untuk memanaskan air laut karena volume air lautnya yang sangat besar, begitu juga air laut yang tidak dapat memadamkannya. Subhanallah.