Lihat ke Halaman Asli

Konsep Keamanan Global dalam Perang Rusia-Ukraina

Diperbarui: 8 Maret 2022   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Penyebab dari terjadinya perang Rusia dengan Ukraina yaitu bermula dari memperebutkan suatu wilayah antara Ukraina dan Rusia, yaitu Semenanjung Krimea. Posisi Semenanjung Krimea sangat strategis yang membuat daerah ini menjadi wilayah konflik. Kondisi di Ukrain makin memburuk ketika krisis politik melanda Ukraina pada tahun 2013. Ukraina yang saat itu dipimpin oleh Viktor Yanukovych yang lebih pro terhadap Rusia meminta bantuan Rusia untuk meredakan konflik yang telah terjadi di wilayah Krimea, Rusia menyetujui permintaan tersebut dan mengirimkan pasukannya untuk menduduki Krimea. Penempatan pasukan Rusia tersebut menimbulkan adanya pemberontakan di Krimea. Melihat adanya campur tangan Rusia terhadap konflik Ukraina membuat Uni Eropa bergerak dan mengecam Rusia.

Viktor Yanukovych kemudian membuat kebijakan yang kontroversial yakni menolak perjanjian asosiasi antara Ukraina dengan Uni Eropa. Kebijakan tersebut didasari karena kedekatan Yanukovych dengan Rusia dibandingkan Uni Eropa. Hal tersebut membuat adanya kecaman dari masyarakat Ukraina, puncaknya terjadi pada Februari 2014, parlemen Ukraina menglengserkan Yanukovych.

Lengsernya Yanukovych membuat munculnya konflik baru di Ukraina, terbaginya dua kubu di dalam pemerintahan Ukraina, yaitu kubu pro-Rusia dan pro-Uni Eropa. Pendukung Uni Eropa merupakan masyarakat dan politisi Ukraina daratan sedangkan yang pro Rusia merupakan kebanyakan datang dari politikus dan masyarakat dari Semenanjung Krimea.

Pada tahun 2021, Presiden Ukraina meminta Joe Bidden untuk mengizinkan Ukraina untuk bergabung dengan NATO. NATO (North Atlantic Treaty Organization) merupakan organisasi keamanan dan pertahanan di kawasan Atlantik Utara yang meliputi Negara-Negara Eropa, Amerika Serikat dan Kanada. Di sisi lain, Rusia menempatkan pasukan bersenjatanya di dekat perbatasan Ukraina pada musim semi 2021. Setelah menempatkan pasukan di perbatasan Ukraina, Rusia mengajukan suatu tuntutan keamanan, termasuk menarik kembali pasukan NATO dari Eropa bagian Timur serta larangan Ukraina untuk bergabung dengan organisasi NATO.

Balance of Power

Balance of Power merupakan suatu kajian dalam teori Hubungan Internasional yang artinya sebagai upaya untuk menyeimbangkan kekuatan atau kekuasaan agar mencegah suatu negara dapat mendominasi negara lain atau suatu wilayah. Dalam Balance of Power negara dapat melakukan keseimbangan kekuatan dengan meningkatkannya sendiri ataupun beraliansi dengan negara lain..

Teori ini berasumsi bahwa “Ketika sebuah negara yang dominan meningkatkan kekuatan mereka secara lebih agresif, maka negara-negara kecil lainnya merasa terancam dan muai beraliansi ataupun bekerja sama dengan negara-negara besar untuk menjaga keamanan negara mereka dari negara yang lebih dominan”

Balance of Power juga merupakan usaha suatu negara untuk mengimbangi kekuatan negara lain yang mengancam keamanan negara tersebut. Ancaman tersebut dapat berasal dari suatu negara ataupun blok kekuatan yang terdiri dari beberapa negara. Dalam konsep ini Rusia merasa terancam dari kegiatan yang dilakukan NATO yang mencoba menguasai Eropa Timur dan melakukan pengepungan terhadap Rusia dengan membuka kesempatan Ukraina untuk bergabung.

Invasi yang dilakukan Rusia ini merupakan konsep dari Balance of Power yakni Rusia mengimbangi kekuatan dari negara lain yaitu Amerika Serikat melalui NATO, Rusia menganggap bergabungnya Ukraina menjadi bagian NATO dan mengalami pendekatan dengan negara barat merupakan ancaman serius bagi Rusia, karena menurut Vladimir Putin negara-negara barat menggunakan NATO untuk mengepung Rusia. Ukraina merupakan negara bekas Uni Soviet yang berbatasan dengan Uni Eropa dan Rusia. Ukraina memiliki populasi yang besar dan berasal dari etnis Rusia serta ikatan sosial budaya yang dekat dengan Rusia. Presiden Rusia, Vladimir Putin menyebutkan bahwa Jika Ukraina bergabung ke dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan berupaya untuk merebut kembali Semenanjung Krimea, maka perang dengan Rusia mungkin akan terjadi. Namun, Presiden Ukraina, Zelenskyy tetap ‘ngeyel’ dengan keinginan nya bergabung dengan NATO . Menurut Zelenskyy dengan bergabungnya Ukraina dengan NATO dapat memperkuat dan meningkatkan dukungan militer Ukraina dari pihak luar terutama Amerika Serikat, yang justru hal tersebut sangat tidak disukai oleh Rusia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline