Lihat ke Halaman Asli

Prabowo Mencetak 48 Juta Orang Miskin dalam 5 Tahun

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="565" caption="Gambar: tribunnews.com"][/caption] Dalam debat Calon Presiden tanggal 15 Juni 2014, Prabowo berjanji apabila terpilih menjadi presiden dia akan mencetak 24 juta hingga 48 juta petani miskin dalam 5 tahun. Mampukah dia mewujudkan janjinya tersebut? Tak U U ya! Moderator bertanya: Kemiskinan dan pengangguran menjadi salah satu problem serius Indonesia hari ini. Padahal di dalam konstitusi ada amanah bagi pemerintah untuk menciptakan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dalam hal kemiskinan, anggaran dan program kemiskinan selama ini sangat besar namun pengurangan kemiskinan relatif kecil. Apa yang salah dengan hal itu dan bagaimana program anda ke depan? Kedua, dalam hal ketenagakerjaan, bagaimana strategi dan sikap anda mengenai penciptaan lapangan pekerjaan dan pengupahan? Jokowi Menjawab: Untuk masalah kemiskinan memang harus kita memberikan program-program yang khusus kepada masyarakat yang masih kurang beruntung. Tetapi bukan hanya disiapkan anggarannya saja. Yang paling penting menurut saya adalah sistemnya yang dibangun. sistemnya dulu yang dibangun. Oleh sebab itu kenapa waktu menjadi walikota dan gubernur kami berkonsentrasi selalu di bidang pendidikan dan kesehatan. Karena apa? Karena di bawah keluhannya selalu itu. Oleh  sebab itu ke depan, tadi sudah saya sampaikan, akan kita berikan yang namanya kartu Indonesia Pintar seperti ini. untuk masyarakat anak-anak dari masyarakat yang kurang mampu. Akan kita berikan ini. Ini sistem yang dibangun, bukan menyiapkan anggaran saja. Kemudian juga, kedua, akan kita berikan  kartu Indonesia sehat seperti ini. Yang diberikan kepada keluarga-keluarga yang tidak mampu sehingga mereka bisa ke klinik, bisa ke puskesmas, bisa ke rumah sakit. Saya kira dukungan-dukungan seprti inilah, Sistem seperti inilah yang diperlukan rakyat. Bukan menganggarkan. Menganggarkan larinya bisa ke mana-mana. Tetapi kalau sistemnya yang dibangun, itu akan memberikan jaminan bahwa anggaran itu sampai kepada masyarakat. Kemudian yang berikutnya mengenai ketenagakerjaan. Investasi. Investasi sangat penting bagi negara ini. Oleh sebab itu investasi ke depan menurut saya semua harus didorong menuju ke daerah-daerah terutama ke provinsi-provinsi yang tingkat kemiskinannya besar. Harus didorong ke sana. Jangan sampai investasi itu hanya berkisar di Jawa dan di Sumatera. Tetapi harus didorong ke wilayah-wilayah yang masih terjadi ketimpangan. Juga infrastrukturnya harus disiapkan. Harus didorong menuju ke daerah-daerah, ke provinsi-provinsi yang tingkat kemiskinannya besar. Dengan cara itu, yang ada di daerah tidak menuju ke kota. Dengan cara itu, yang miskin yang ada di daerah juga akan mendapatkan lapangan pekerjaan. Mengenai upah, saya kira juga sudah saya buktikan. Waktu menjadi gubernur di Jakarta, saya, saya kira merupakan orang pertama, gubernur pertama yang berani menaikan upah, 44% naiknya saat itu UMP kita. Dan saya diprotes oleh banyak kalangan pengusaha, saya sampaikan kenapa diberikan kenaikan itu? karena sudah lima tahun tidak mengalami kenaikan yang siknifikan. Terima kasih. Prabowo Menjawab: [caption id="" align="alignnone" width="620" caption="Gambar: tempo.co"]

[/caption] Jadi kemiskinan dan pengangguran, ini adalah sasaran daripada strategi pembangunan ekonomi kami. Strategi kami mengandalkan atau memfokuskan pembangunan pada sektor pertanian dahulu.  Kenapa Pertanian? Karena pertanian bisa menyerap tenaga kerja yang banyak dalam waktu yang singkat. Kemudian pertanian bisa menghasilkan dalam waktu yang singkat pula. Sebagai contoh, padi, beras bisa dihasilkan kurang dari 100 hari. Demikian juga jagung 120 hari. Kemudian kita juga punya benih-benih yang unggul lainnya yang bisa kurang dari satu tahun bisa banyak menghasilkan uang dan penghasilan. Jadi strategi kami adalah pertama di sektor pertanian. Ini bisa menyerap banyak sekali lapangan kerja. Ukurannya sekarang, benchmark-nya adalah 1 ha bisa menyerap 6 orang bekerja. Dari hulu sampai hilir. di Sulawesi Utara kadang-kadang 1 ha bisa 12 orang bekerja. Bayangkan sekarang kita masih   punya 77 juta ha hutan yang sudah rusak. Sudah rusak. Dan kerusakan hutan tambah terus. Strategi kami adalah sebagian hutan yang rusak itu kita robah menjadi lahan produksi. menjadi sawah baru. Kami merencanakan 2 juta ha sawah baru. 2 juta ha sawah baru ditambah 2 juta ha untuk bioetanol. Kita bisa bayangkan 4 jt ha X 6 orang bekerja, itu adalah 24 juta orang bekerja dalam 5 tahun. Itu jawaban kami terhadap masalah kemiskinan. Orang yang tidak punya apa-apa tiba-tiba punya penghasilan. Dan penghasilannya juga tidak sedikit. Karena sasaran kita adalah tanaman yang bisa dapat harga yang baik. Selanjutnya tenaga kerja. Kita dengan dorongan ekonomi yang akan tumbuh dengan pesat dan tinggi ini juga akan menumbuhkan dan mengurangi pengangguran dan juga upah dengan sendirinya akan bisa kita naikkan karena kita dapat kelebihan uang. Masalahnya sekarang adalah Indonesia harus meningkatkan produktivitasnya. Kita tidak bisa hanya kerja sedikit-sedikit. Kita harus berpikir besar dengan strategi yang besar untuk kita mencapai hasil-hasil yang besar. Terima kasih. Bengcu Menggugat: [caption id="" align="alignnone" width="720" caption="Gambar: tribunnews.com"]

[/caption] Prabowo adalah ketua umum HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) sejak tahun 2004. Dalam 10 tahun sebagai ketua umum HKTI, Prabowo sudah berkali-kali mengkotbahkan umur jagung 120 hari. Dari mana Prabowo mendapat pengetahuan ngaco-belo demikian? Kanapa tidak seorang pun yang menegornya kemudian memberitahu dia tentang umur jagung yang sebenarnya? Saya tidak tahu! Namun itulah bukti bahwa Prabowo tidak tahu pertanian apalagi pertanian jagung. Apa yang dikotbahkannya bukan FAKTA namun pepesan kosong belaka. Rata-rata jagung yang ditanam oleh petani Indonesia berumur 72 hari. Apabila anda menanam jagung hari ini maka pada hari ke 72, jagung anda sudah bisa dipanen. Bila lewat 73 hari jagung anda belum bisa dipanen, itu berarti melapetaka. Umur padi sekitar 100 hari. Ditambah dengan waktu pembersihan dan penyiapan lahan maka satu tahun petani padi panen 3 kali. 1 ha sawah yang baik menghasilkan kurang lebih 6.ooo kg GKP (Gabah Kering Petani). Itu berarti 1 ha sawah menghasilkan 3 X 6.000 = 18.0000 kg. Harga GKP bulan April 2014 adalah Rp. 4.000,- per kg. Makanya, 18.000 X 4.000 = Rp. 72.000.000,- Apabila 1 hektar sawah dimiliki oleh 6 orang petani, maka masing-masing mendapat bagian Rp. 12 juta. Itu berarti penghasilan bulanan ke 6 petani tersebut adalah Rp. 1 juta. Apa jadinya bila 1 hektar sawah dimiliki oleh 12 orang seperti yang menurut Prabowo terjadi di Sulawesi Utara? Masing-masing akan mendapat penghasilan bulanan Rp. 500 ribu saja. Bila harus membeli pupuk, pestisida, cangkul dan lain-lain maka penghasilannya pun semakin sedikit. Nah, kerabatku sekalian, apabila rencananya berjalan lancar maka dalam 5 tahun pemerintahannya nanti Prabowo akan mencetak 24 juta sampai 48 juta petani miskin dengan penghasilan bulanan Rp. 500 ribu sampai Rp. 1 juta. Hebat sekali bukan? Ha ha ha ha ha ... Bagaimana cara Prabowo meningkatkan upah buruh? Dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi tinggi dan pesat sekali. Pertumbuhan ekonomi artinya pendapatan kotor nasional (Gross National Product – GNP) meningkat tinggi dan pesat sekali. GNP = Pendapatan total nasional dibagi jumlah  penduduk. Bagaimana pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pesat mengurangi pengangguran dan menaikkan upah buruh? Prabowo tidak menjelaskannya. Kenapa dia tidak menjelaskannya? Karena yang dia teriakan hanya slogan kosong alias pepesan kosong belaka. Apabila Pemerintah menghapuskan peraturan pengolahan limbah, maka laba perusahaan-perusahaan di Indonesia pun akan meningkat karena tidak perlu mengeluarkan biaya pengolahan limbah. Dengan cara demikian maka pertumbuhan ekonomi Indonesia pun tinggi dan pesat. Pendapatan kotor nasional akan meningkat tinggi dan pesat. Apakah kebijakan demikian akan mengurangi pengangguran? Mustahil! Kenapa demikian? Karena buruh-buruh yang bekerja untuk mengolah limbah akan dipecat sebab tidak dibutuhkan lagi. Apakah upah buruh akan naik? Tidak sebab orang yang mencari kerja semakin banyak sebab mereka yang selama ini bekerja mengolah limbah menjadi pengangguran. Siapa yang mendapatkan kelebihan uang bila pemerintah menerapkan program demikian di atas? Para pemilik perusahaan. Apakah mereka akan mengurangi pengangguran dan menaikan upah? Tak U U ya! Kerabatku sekalian, nampak gamblang sekali bukan? Prabowo hanya mengotbahkan pepesan kosong dan omong kosong tentang pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pesat dengan sendirinya mengurangi pengangguran dan menaikkan upah! Bagaimana dengan Jokowi? Program Jokowi sangat realistis dan mudah dijalankan.

Bagi rakyat miskin yang hidup dengan cara penghasilan hari ini untuk biaya hidup hari ini, sakit adalah malapetaka. Sakit berarti harus mengeluarkan biaya tambahan untuk berobat sementara tidak bisa bekerja mendapatkan uang untuk biaya hidup hari ini. Kartu Indonesia Sehat membuat rakyat miskin tidak takut untuk berobat. Berobat menjadikan sehat. Sehat bisa bekerja. Banyak orang miskin tidak menyekolahkan anak-anaknya meskipun uang sekolah gratis karena biaya sekolah bukan hanya uang sekolah saja namun juga uang seragam, sepatu dan buku-buku serta alat sekolah yang lain. Kartu Indonesia Pintar memberi kesempatan anak-anak miskin untuk sekolah gratis dan mendapat tunjangan perlengkapan dan alat sekolah. Pendidikan akan meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia. Kualitas tenaga kerja akan meningkatkan produktivitas yang akhirnya mamacu peningkatan upah atau penghasilan bulanan. Kenapa upah buruh di Indonesia rendah? Ada yang bilang, karena jumlah buruh jauh lebih banyak dari lapangan kerja yang tersedia itu sebabnya terpaksa menerima upah rendah karena bila tidak orang lain akan menerimanya. Benarkah hal demikian yang terjadi? Ada benarnya namun bukan faktor utama. Faktor utama upah buruh di Indonesia rendah karena produktivitasnya rendah sekali baik kuantitas maupun kualitas. Itu sebabnya 1 ha alias 10.000 m2 sawah dikerjakan oleh 6 orang bahkan 12 orang. Pendidikan yang benar hari ini akan  mengakibatkan Revolusi Mental yang akan mengubah paradigma dan etos kerja yang akhirnya meningkatkan produktivitas tenaga kerja Indonesia. Dengan cara demikianlah 1 ha sawah yang saat ini dikerjakan oleh 6 sampai 12 orang petani nantinya hanya perlu satu orang petani untuk mengerjakannya. Bila pemerintah membangun infrastruktur di daerah miskin seperti program Jokowi maka investasi akan masuk ke daerah tersebut sehingga terbukalah lapangan kerja bagi masyarakat. Infrastruktur yang baik akan menekan biaya produksi. Dengan cara demikianlah pemerintah bisa menetapkan Upah Minimum yang lebih tinggi sementara pengusaha tetap untung. Kenapa sapi-sapi dari pulau Sumbawa nggak sanggup bersaing dengan sapi-sapi yang diimpor dari Australia ke Jakarta? Karena transportasi dari Sumbawa ke Jawa jelek sekali itu sebabnya selain harganya lebih mahal juga sapi-sapinya banyak yang mati di jalan karena kapal pengangkutnya tidak menyediakan fasilitas yang baik bagi sapi yang diangkutnya. Di samping itu biaya angkut dari padang rumput ke pelabuhan juga mahal sekali karena tidak ada jalan dan kereta yang baik. Handai taulanku sekalian, banyak komentator televisi yang menertawakan program kerja Jokowi untuk mengurangi kemiskinan dan menciptkan lapangan pekerjaan serta meningkatkan upah dengan membangun sistem kartu Indonesia Sehat dan kartu Indonesia Pintar serta membangun infrastruktur di provinsi-provinsi miskin dengan alasan untuk menjalankan programnya Jokowi perlu biaya namun tidak menyebutkan dari mana sumber biayanya. Komentator-komentator tolol itu lupa bahwa masalah Indonesia bukan tidak ada anggaran. Masalah Indonesia adalah anggaran besar namun tidak efektif dan efisien pemakaiannya. Lebih lanjut, komentator-komentator tolol itu pun memuji-muji Prabowo hebat karena dia menyampaikan STRATEGI pembangunan pertanian yang hebat padahal yang disampaikan oleh Prabowo hanya selogan kosong alias pepesan kosong alias omong kosong belaka yang bila dijalankan akan menciptkan 48 juta petani miskin dalam 5 tahun. Jokowi itu ibarat direktur perusahaan kecil yang sudah berkali-kali terbukti kemampuannya memperkaya perusahaan sedangkan Prabowo ibarat pengangguran yang menyangka dirinya hebat karena sudah membaca buku-buku motivator dan meneriakan slogan-slogan sukses.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline