Lihat ke Halaman Asli

Baik yang Tidak Tepat adalah Jahat

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="338" caption="Gambar: 2.bp.blogspot.com"][/caption] Tidak berbuat jahat kepada orang lain itu baik. Namun, bolehkah SEMBARANGAN berbuat baik kepada orang lain? Tidak boleh! Perbuatan baik yang tidak pada tempatnya adalah KEJAHATAN. BAIK yang tidak TEPAT adalah JAHAT.

Kedua orang itu menganiaya anak tunggalnya sampai mati. Setelah menyatakan mengampuni kedua pembunuh itu, dia pun berkali-kali melakukan KEBAIKAN kepada kedua pembunuh anaknya. Ketika sidang digelar, ketika menunggu sidang, seorang perempuan, salah satu kerabat korban menghampiri kedua terdakwa pembunuh dan memberi mereka roti sambil berkata, “Dari ibu korban.” Perempuan itu lalu berjalan keluar ruang sidang dan kembali lagi beberapa saat kemudian. Setelah mengangsurkan sebotol air minum kepada masing-masing terdakwa dia pun menghilang keluar ruang sidang. Mas media mencatat, hanya kedua terdakwa yang disuguhi roti dan air minum, pengacaranya dan orang lainnya tidak. Ketika beritanya beredar di media sosial, orang tua korban pembunuhan itu pun dielu-elukan sebagai orang saleh yang baik hati dan penuh kasih. Kerabatku sekalian, mohon maaf, tanpa mengurangi rasa hormat, yang belum teruji tidak layak dipuji. Ada banyak orang di ruang sidang itu, kenapa hanya kedua terdakwa yang disuguhi roti dan air minum? Untuk memancing rasa iba hakim agar menjatuhkan hukuman seberat-beratnya? Untuk membuat kedua terdakwa agar semakin merasa bersalah atas perbuatan mereka? Untuk memancing rasa iba masyarakat agar makin membenci kedua terdakwa? Untuk mencari pujian dari orang-orang sekampungnya? Saya tidak tahu! Namun, dengan asumsi tindakan tersebut dilakukan dengan tulus, maka itulah PERBUATAN baik yang tidak pada tempatnya. Perbuatan baik yang tidak pada tempatnya adalah KEJAHATAN. Anggap saja MOTIVASI menyuguhkan roti itu BAIK. Perbuatan memberi roti dan air minum itu BAIK. Apakah PERBUATAN itu baik di mata penerimanya? Apakah perbuatan itu mendatangkan KEBAIKAN bagi penerimanya? Apakah perbuatan itu BAIK di mata masyarakat dan mendatangkan KEBAIKAN bagi masyarakat? Kerabatku sekalian, silahkan berbuat BAIK namun jangan berbuat baik SEWENANG-WENANG! Kerabatku sekalian, seorang ibu menggugurkan kandungannya karena dokter memberitahu dia bahwa janinnya akan lahir cacat bila kandungannya diteruskan. Ketika ditanya, perempuan itu bersumpah bahwa dia menggugurkan kandungannya karena menyayangi anaknya. Benarkah demikian? Saya tidak tahu! Saya sudah bertanya kepada banyak sekali perempuan dan dari jawaban mereka saya menarik kesimpulan: Rasa sayang kepada janin dalam kandungan berbeda dengan rasa sayang setelah anak dilahirkan. Sesungguhnya ikatan cinta kasih baru terbentuk setelah janin dilahirkan. Sebelum itu, perempuan MERASAKAN janinnya seperti dia merasakan anggota tubuhnya yang lain. Itu sebabnya pengguguran kandungan tidak menimbulkan kehilangan sama sekali. Handai taulanku sekalian, dengan asumsi tindakan menggugurkan kandungan dilakukan dengan tulus, maka itulah PERBUATAN baik yang tidak pada tempatnya. Perbuatan baik yang tidak pada tempatnya adalah KEJAHATAN. Anggap saja MOTIVASI menggugurkan kandungan itu BAIK. Perbuatan menggugurkan kandungan alias MEMBUNUH anak sendiri yang cacat itu baik? Apakah menggugurkan kandungan itu baik di mata penerimanya? Apakah perbuatan itu mendatangkan KEBAIKAN bagi penerimanya? Apakah perbuatan itu BAIK di mata masyarakat dan mendatangkan KEBAIKAN bagi masyarakat? Kerabatku sekalian, silahkan berbuat BAIK namun jangan berbuat baik SEWENANG-WENANG! Seorang ibu menyuap guru-guru agar anaknya mendapat nilai tinggi. Dia melakukan hal demikian untuk menyatakan rasa sayangnya kepada anaknya. itulah PERBUATAN baik yang tidak pada tempatnya. Perbuatan baik yang tidak pada tempatnya adalah KEJAHATAN. Anggap saja MOTIVASI menyuap itu BAIK. Anak itu menganggap perbuatan ibunya menyuap itu baik. Perbuatan menyuap itu mendatangkan kebaikan bagi anaknya? Apakah perbuatan itu BAIK di mata masyarakat dan mendatangkan KEBAIKAN bagi masyarakat? Kerabatku sekalian, silahkan berbuat BAIK namun jangan berbuat baik SEWENANG-WENANG! Alkitab mencatat, karena dijual oleh kakak-kakaknya kepada orang Ismael maka Yusuf pun terdampar ke Mesir. Bila tidak difitnah oleh istri Potifar mustahil Yusuf bertemu dengan juru minuman Firaun yang lalu menceritakan kemampuan Yusuf kepada Firaun. Bila juru minuman tidak bercerita mustahil Yusuf menjadi menteri Firaun. Kerabatku sekalian, apa itu PERBUATAN BAIK alias KEBAIKAN? Atas dasar apa  sebuah PERBUATAN disebut BAIK? Sebagian umat Kristen menjadikan MOTIVASI sebagai STANDAR perbuatan BAIK. Itu sebabnya kotbah-kotbah Kristen penuh dengan ajaran, “Yang penting adalah sikap hati alias motivasinya.” Itu sebabnya umat Kristen menganggap tindakan nabi Samuel mencincang raja Agag adalah perbuatan BAIK karena motivasinya memuliakan YHWH. Juga menganggap tindakan bangsa Israel memusnahkan bangsa Kanaan adalah baik karena motivasinya untuk menaati perintah YHWH. Ada pula umat Kristen yang menjadikan HASIL sebagai STANDAR perbuatan BAIK. Itu sebabnya mereka menganggap tindakan kakak-kakaknya menjual Yusuf kepada orang Ismael dan tindakan istri Potifar memfitnah Yusuf hendak memperkosanya adalah BAIK meskipun MOTIVASINYA jahat sebab hasilnya BAIK. Orang-orang Kristen demikian, hidup dalam pengharapan, “Ketika dijahati, diam saja karena Allah akan mengubahnya menjadi indah pada waktunya.” Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lukas 16:1 Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Lukas 16:2 Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Lukas 16:3 Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. Lukas 16:4 Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Lukas 16:5 Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Lukas 16:6 Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Lukas 16:7 Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. Lukas 16:8 Dan Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi." Lukas 16:9 Kerabatku sekalian, motivasi bendahara dalam cerita Yesus sudah pasti jahat. Namun perbuatan JAHAT-nya adalah kebaikan di mata orang-orang yang berhutang kepada tuannya. Nah, kerabatku sekalian, apa itu BAIK? Apa itu jahat? Tidak berbuat JAHAT kepada orang lain itu BAIK. Namun, perbuatan BAIK yang tidak pada tempatnya adalah KEJAHATAN. KEJAHATAN yang pada tempatnya itu BAIK. Itu sebabnya bila berbuat JAHAT, lakukan dengan BIJAKSANA. Ketika berbuat BAIK jangan SEWENANG-WENANG.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline