Bagi penderita penyakit jantung koroner atau orang dengan kolesterol yang tinggi mungkin sudah tidak asing dengan obat statin, seperti simvastatin dan atorvastatin. Statin merupakan golongan obat yang diresepkan oleh dokter untuk menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh, sehingga risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah berkurang. Akan tetapi, pernahkah dokter menyampaikan kepada Anda bahwasanya statin meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes atau kencing manis?
Di balik manfaat statin yang efektif menurunkan kadar lemak jahat dalam tubuh, banyak jurnal kedokteran dari dalam maupun luar negeri mengatakan bahwa risiko diabetes semakin meningkat seiring dengan peningkatan lama konsumsi statin. Asosiasi Jantung Amerika (American Heart Association) pun tidak menepis hal tersebut. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa risiko seseorang mengalami diabetes meningkat sebesar 25% setelah mengonsumsi obat rosuvastatin selama 5 tahun. Bahkan pada 2012 Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (United States Food and Drug Administration) memberi label peringatan pada kemasan obat statin, bahwasanya obat tersebut dapat meningkatkan kadar gula darah.
Para peneliti belum mengetahui sepenuhnya tentang mekanisme statin dalam menyebabkan diabetes. Akan tetapi, dari bukti yang sudah ada mereka menyimpulkan kalau statin mampu menurunkan sensitivitas dari reseptor insulin (hormon yang mengatur metabolisme gula darah) sebesar 24% dan penurunan produksi hormon insulin oleh pankreas sebesar 12%. Apabila kedua hal tersebut terjadi, maka kadar gula dalam darah akan meningkat.
Meskipun demikian, para ahli menilai bahwa manfaat yang diberikan obat statin lebih besar dibandingkan efek samping yang ditimbulkan. Di samping itu, risiko terjadinya diabetes pada orang yang mengkonsumsi statin dapat diturunkan apabila pola hidup sehat diterapkan. Pola hidup sehat yang dimaksud, yaitu menurunkan berat badan, memperbaiki jenis dan pola makan, melakukan aktivitas fisik secara teratur, serta menghentikan kebiasaan merokok.
Menanggapi berita tersebut kita tidak perlu khawatir. Apalagi saat ini para peneliti telah menemukan bahan lain yang mampu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh tanpa meningkatkan risiko terjadinya diabetes di kemudian hari, malah sebaliknya. Yang lebih menggembirakan lagi ternyata bahan tersebut banyak sekali ditemukan di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Hal ini akan kita bahas di artikel selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H