Lihat ke Halaman Asli

Haidar Alwi Care

Relawan Hati Nurani Untuk Negeri

R Haidar Alwi: Tuhan Tak Meminta Banyak, Hanya Hati yang Setia di Tengah Kesibukan Dunia.

Diperbarui: 8 Januari 2025   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(foto Haidar Alwi by Rahmat Hidayat Wonosobo Jawa Tengah) 

R Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, adalah tokoh yang tidak hanya dikenal sebagai pencetus gerakan "Rakyat Bantu Rakyat," tetapi juga seorang yang memancarkan kebijaksanaan spiritual yang mendalam. Kata-katanya, "Tuhan tak meminta banyak, hanya hati yang setia di tengah kesibukan dunia," mengandung makna filosofis yang mendalam dan relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Makna Filosofis di Balik Kata-Kata R Haidar Alwi

Dalam dunia filsafat, konsep kesetiaan kepada Tuhan ini dapat dihubungkan dengan istilah "epoche", sebuah istilah dari fenomenologi Edmund Husserl yang berarti menahan diri untuk tidak terjebak dalam hiruk-pikuk dunia dan fokus pada esensi. Kesetiaan yang dimaksud R Haidar Alwi adalah kemampuan untuk tetap menghadirkan Tuhan dalam hati, meskipun sibuk menjalani kehidupan duniawi.

Filosofi ini mengajarkan bahwa manusia sering terperangkap dalam "pragmatika materialisme", yaitu orientasi hidup yang hanya mengejar manfaat duniawi semata. Namun, R Haidar Alwi mengingatkan bahwa sejatinya, Tuhan tidak meminta apa pun yang bersifat fisik atau material dari manusia, melainkan keikhlasan hati dan kesadaran yang setia.

Mengaplikasikan Nasehat R Haidar Alwi dalam Kehidupan Sehari-Hari

Dalam kehidupan sehari-hari, nasehat ini dapat diterapkan dengan langkah-langkah sederhana tetapi bermakna:

1. Menjaga Integritas di Tengah Kesibukan: Hati yang setia adalah hati yang tidak tergoda untuk melanggar nilai-nilai kebenaran, meskipun dihadapkan pada peluang atau godaan duniawi.

2. Melakukan Kebaikan Tanpa Pamrih: Seperti program "Santunan Untuk Satu Juta Anak Yatim dan Dhuafa" yang diinisiasi oleh R Haidar Alwi, membantu sesama dengan tulus merupakan bentuk ibadah yang nyata.

3. Berhenti Sejenak untuk Merenung: Dalam filsafat kontemplatif, ini disebut "ataraxia," yaitu keadaan jiwa yang tenang dan bebas dari kegelisahan. Luangkan waktu setiap hari untuk berdoa, bermeditasi, atau sekadar merenungkan kebesaran Tuhan.

Haidar Alwi dan Program Kemanusiaan sebagai Wujud Kesetiaan kepada Tuhan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline