Lihat ke Halaman Asli

Karena dengan Merokok Kita Mendukung Petani Tembakau, Katanya

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sebenarnya tulisan ini sebelumnya merupakan komentar dari tulisan ini. Tapi karena kepanjangan saya simpan juga di sini, hitung-hitung nambah postingan di Kompasiana. Siapa tahu ada yang mau menambah, atau membantah juga tak apa, selama pakai data :D.

Hampir 75% bahan baku rokok di Indonesia berasal dari tembakau impor [1]. Nilai impor tembakau 2012 naik dari 2011 (sumber: Majalah tempo. atau kalau mau hitung sendiri silakan lihat di bps.go.id). sebagian besar impor tembakau dari Cina. [2]

Volume industri rokok pada 2012 tumbuh 8,2% menjadi 303 miliar batang dari tahun sebelumnya yang sebesar 280 miliar batang. Sigaret kretek mesin low tar nicotine (SKM LTLN) masih menjadi penyumbang terbesar, disusul sigaret kretek mesin full flavor (SKM FF), sigaret kretek tangan (SKT), dan sigaret putih mesin (SPM). Volume penjualan rokok SKM LTLN pada 2012 sebesar 113 miliar batang, naik 15,31% dari tahun sebelumnya 98 miliar batang. [3]

Lalu bagaimana dengan tembakau petani yang kita lindungi itu? Ternyata meski banyak yang merokok yang katanya sebagai bentuk kepedulian pada petani, itu pabrik rokok cuma beli murah. padahal petani sudah protes-protes [4], bahkan ada pendampingan dari pabrik rokok [5]. Akhirnya petani rugi [6], termasuk petani di Pamekasan, yang katanya banyak diborong Sampoerna [7].

Jadi pertanyaannya, rokok kretek yang jumlah produksinya mencapai 90% apakah benar hanya pakai tembakau lokal? sementara nilai impornya terus meningkat. Jangan-jangan, dari data di atas, masyarakat Indonesia yang terkenal nasionalis dan peduli petani itu membakar rokok sebagian besar hanya menyejahterakan pemilik perusahaan tembakau/rokok (kini jadi terkaya di Indonesia nomor 1 dan 2) dan petani asing. jangan-jangan loh ya.

BTW, belum ada bukti kalau ketika sponsor rokok dihentikan, kegiatan seni, budaya, dan olahraga bakal kolaps. Contoh paling jelas tentu saja ajang DBL dan NBL yang kini ga pake sponsor rokok. Buktinya masih jalan terus tuh [8] [9]. Juga kegiatan java Jazz 2011 yang nggak menggandeng produk rokok, ternyata tetap berhasil (tapi ya tahun selanjutnya kembali ke rokok).

[1] http://finance.detik.com/read/2013/01/11/185606/2140102/1036/mentan-tembakau-untuk-rokok-ri-sebagian-besar-diimpor

[2] http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1902887/tembakau-pun-ri-impor-dari-china

[3] http://www.indonesiafinancetoday.com/read/43761/Volume-Industri-Rokok-2012-Tumbuh-82

[4] http://www.tempo.co/read/news/2012/09/11/090428764/Tembakau-Petani-Jember-Masih-Dibeli-Murah

[5] http://www.portalkbr.com/nusantara/jawabali/2658337_4262.html

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline