Lihat ke Halaman Asli

Perguruan Tinggi dan Pasca Sarjana Indonesia yang Minim Innovasi Nyata

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Medan, Padang, Pekanbaru, Bengkulu, Lampung, Jakarta, Bogor, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang, Lombok, Makassar, Balikpapan, Tarakan, Banjarmasin, Pontianak, Batam. Kota yang mempunyai Universitas dengan Sekolah Pascasarjananya.

Responden penelitian Descriptive Kualitative adalah Mahasiswa Sarjana, Mahasiswa Pascasarjana, Promovendous Doctor, Dosen, dan Professor.

...

Tema Pertanyaannya:

1. Mengapa Perguruan Tinggi / Universitas mempunyai nilai innovasi yang minim?

2. Mengapa Perguruan Tinggi / Universitas selalu terlambat dalam menerima teknologi?

...

Ontology Jawaban responden untuk pertanyaan "Mengapa Perguruan Tinggi / Universitas mempunyai nilai innovasi yang minim?"

1. Mahasiswa Sarjana: "Sebagai calon sarjana, mereka cuma diarahkan untuk membuat sesuatu yang sesuai dengan koridor kemampuan Dosen Pembimbing. Yang lainnya mengakui jika kemampuan individu adalah faktor penghambat innovasi.

2. Mahasiswa Pasca Sarjana: "Untuk menyelesaikan Thesis, mereka cuma sekedar memenuhi persyaratan untuk wisuda, alasan ini karena mereka melanjutkan kuliah ke pasca sarjana hanya untuk persyaratan karier. Artinya, apapun hasil thesis nya, karier mereka tetap aman. Faktor lainnya adalah sikap Dosen Pembimbing yang memeprsulit ketika konsultasi, serta minimnya respon positif dari dosen pembimbing ketika sang Mahasiswa mengajukan idenya.

3. Promovendous Doctor: "Mempunyai banyak kesamaan perilaku dengan mahasiswa pasca sarjana, artinya, Disertasi hanya sebagai pelengkap persyaratan wisuda. Sikap Promotor juga berperan memperlemah keinginan innovasi sang Promovendous Doctor.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline