Lihat ke Halaman Asli

Hafsoh Nur Muthmainnah

Fisheries Student

Kontribusi Perikanan Berbasis Teknologi terhadap Ketahanan Pangan

Diperbarui: 5 April 2022   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ketahanan pangan sebagai persoalan keberlangsungan hidup manusia menjadi hal krusial, baik di tingkat nasional maupun internasional. Permasalahan terkait pangan dan gizi tidak pernah lepas kaitannya dengan kelaparan dan kemiskinan, yang kemudian membawa perkara ini menjadi salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Produk perikanan menjadi salah satu bahan pangan penting dalam memenuhi asupan gizi manusia. Kementerian Kelautan dan Perikanan (2011) mencatat bahwa lebih dari 15% protein hewani dipasok dari produk perikanan, dan hal ini didorong dengan adanya peningkatan produksi akuakultur.

Selain berperan dalam pemenuhan ketahanan pangan dan gizi, akuakultur pun menjadi salah satu opsi bisnis yang berpotensi meraup keuntungan besar sekaligus pembuka lahan pekerjaan bagi masyarakat. Potensi ini diperkuat dengan mengingat bahwa Indonesia merupakan negara maritim dan mampu menyentuh angka 19,56 juta ton pada produksi perikanannya. Namun, rupanya angka-angka ini belumlah terbilang cukup, pemanfaatan akuakultur di Indonesia masih dalam skala terbatas. Dikutip dari mongabay.co.id, Rokhmin Dahuri selaku Guru Besar Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor sekaligus mantan Menteri Kelautan dan Perikanan mengungkapkan bahwa sebagian besar sektor perikanan masih dikelola secara tradisional, serta terlalu terpaku pada faktor finansial tanpa mempedulikan lingkungan.

Menyikapi hal tersebut, generasi muda ramai-ramai mencurahkan ide dan gagasannya guna membuahkan hasil yang dapat menopang permasalahan produksi perikanan, salah satunya Gibran Huzaifah yang mengusung startup eFishery. Startup ini bergerak dalam penciptaan inovasi di bidang akuakultur, salah satu produk eFishery adalah alat pemberi pakan otomatis yang sekaligus mampu mencatat data pertumbuhan ikan. Smart feeder yang digagas oleh eFishery ini menjadi titik awal komitmen startup tersebut untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kegiatan budi daya dengan kemudahan mendapatkan modal sekaligus perluasan akses pasar.

Sejauh ini menurut kutipan dari agrozine.id, unit eFishery sudah tersebar di ratusan titik wilayah Indonesia dan merangkul sekitar ratusan pembudidaya dalam mengembangkan bisnisnya. Tak hanya itu, eFishery juga membangun Kampung Perikanan Digital (KPD) dalam rangka menciptakan ekosistem budi daya yang menyeluruh dan berkelanjutan. Gibran, sebagai CEO dari eFishery, berencana untuk mengembangkan program KPD dengan memperluasnya menjadi lebih banyak lagi dalam beberapa tahun ke depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline