PENDAHULAN
Setiap orang mempunyai ekspektasi, keinginan, harapan terhadap banyak bidang, terutama dalam menjalani kehidupan. Seperti orang tua yang mempunyai ekpektasi atau harapan besar terhadap kehidupan anaknya supaya lebih baik, terarah, berorientasi jelas dengan segala pengalaman hidup yang mereka punya. Sejalan dengan itu, tiap anak pun mempunyai ekspektasi untuk menentukan kehidupan seperti apa yang ingin mereka jalani dan hadapi walaupun dengan pengalaman yang masih bisa dikatakan minim jika dikomparasi dengan pengalaman orang tua. Fenomena ini mengakibatkan perbedaan dan ketidakselarasan antara keinginan orang tua dan anak.
Di sisi lain, adanya ekpektasi juga beriringan erat dengan realita yaitu kenyataan yang ada. Karena yang perlu kita sadari adalah apa yang kita harapkan tersebut juga harus melihat kenyataan yang kita jalani. Lantas bagaimana cara kita untuk menyetalakan, menyelaraskan antara harapan orang tua dan ekspektasi yang kita buat terhadap realitas yang kita terima untuk masa depan kita?
MENYELARASKAN EKSPEKTASI & REALITA
Alasan perbedaan ekspektasi antara anak dan orang tua tidak menjadikan anak harus menentang keras dalam artian bersikap yang tidak wajar terhadap orang tua. Walaupun dengan pandangan yang bersebrangan ini mempunyai tujuan yang orientasinya sama, yaitu membuat kehidupan yang lebih baik lagi untuk masa depan sang anak. Terkadang hal yang diharapkan orang tua terlampau tinggi untuk dicapai jika dibandingkan dengan keterampilan atau kebisaan yang anak miliki, yang mana hal ini berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Mengutip Din dan Yudia (2021 : 52), persepsi individu terhadap ekspektasi orang tuanya dapat berhubungan dengan kesulitan dalam mengambil keputusan karier ketika ia memandang tinggi ekspektasi orang tuanya, dan dapat menimbulkan stres apabila ia tidak mampu memenuhinya.
Orang tua sudah menyusun bagaimana jalan baiknya kehidupan yang akan anak jalani untuk masa kedepannya. Semua cara dikerahkan supaya anak menjadi pribadi yang mempunyai kualitas. Mulai dari diberikan pendidikan yang memadai hingga ke jenjang perguruan tinggi untuk menyongsong kepada pekerjaan yang mempunyai peluang besar dalam keterjaminan kehidupan dimasa yang akan datang. Karena orang tua merasa sudah banyak mengetahui dan mengalami bagaimana pahitnya, kerasnya, dan susahnya realitas kehidupan. Hal ini dilakukan agar anak tidak merasakan beberapa kemalangan apa yang sudah mereka alami.
Dengan kemungkinan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki anak, membuat anak merasa bingung terhadap kehidupannya. Mereka ingin memahami dan mematuhi apa yang diekspektasikan orang tua, akan tetapi mereka juga menyadari ada hal yang sebenarnya bisa mereka kuasai penuh jika digali secara konsisten untuk masa depan yang sama terarah dan baiknya tanpa kesadaran orang tua akan peluang tersebut.
Adapun cara yang bisa dilakukan supaya selarasnya ekpektasi orang tua dan anak terhadap realitas yang ada ialah dengan meningkatkan self-awareness, kerja samanya yang baik sebagaimana menurut Sunarti (2013 : 20), kerjasama yang baik dari semua unsur yang ada akan menghasilkan tujuan yang baik, sebaliknya tujuan tidak akan tercapai jika kurang bekerja sama. Adanya komunikasi dua arah dengan tujuan saling memahami ekspektasi dari masing-masing, serta dapat mengambil keputusan yang lebih terarah untuk masa depan yang diinginkan dan sesuai kenyataan dengan segala risiko atau tanggung jawab yang akan diambil.
KESIMPULAN
Mempunyai ekspektasi itu tidak salah. Kita bebas berharap dan punya keinginan seluas, sesempit atau sesederhana apapun, akan tetapi perlu diingat dengan realitas yang kita punya. Seperti ekpektasi orang tua terhadap anak yang semata-mata untuk kebaikan kehidupan masa depan sang anak. Dan perbedaan ekspektasi tiap orang itu merupakan hal yang wajar. Maka dari itu, hal yang menjadi kontrol kita ialah bagaimana cara kita memandang perbedaan tesebut sebagai hal yang positif dan seberapa selarasnya dengan kenyataan.
DAFTAR PUSTAKA
Din, A. F., & Yudiana, W. (2021). Keterkaitan Persepsi Terhadap Ekspektasi Orang Tua Dengan Kesulitan Dalam Mengambil Keputusan Karier Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Journal of Psychological Science And Profession, 5(1), 50-56.