Lihat ke Halaman Asli

Menganalisis Bahasa Tubuh Ketua Umum PDIP; Megawati Soekarnoputri

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu stasiun televisi sedang mengadakan wawancara dengan ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Ketika Megawati ditanya wartawan apabila nanti dia tidak terpilih, apakah Ibu Megawati akan memberi selamat, Mega menjawab singkat, "TUTUP" katanya sambil melangkah pergi.

Di bawah ini saya akan menganalisis bahasa tubuh Inu Megawati saat ditanya oleh wartawan dan mengatakan "TUTUP".

Saat pelaksanaan wawancara, terlihat Megawati mengerutkan dahinya secara horizontal, "menurut Herman Strehle dalam buku; meinen, gesten und gebarden, yaitu kerut-kerut di dahi yang terlihat garis-garis mendatar terjadi jika kita membuka mata semaksimal mungkin, sehingga dengan sendirinya kulit dahi terangkat. Karena itu dengan kulit dahi terangkat dan mata terbuka semaksimal mungkin, dapat ditemukan pada mimik takut, terkejut, kekaguman, kurang mengerti dan aha erlebnis."

Pada saat ditanya oleh wartawan, Megawati menundukkan kepalanya ke sebelah kanan,  "menurut Herman Strehle dalam buku; meinen, gesten und gebarden, sikap ini berarti terdapat pada keadaan menyerah yang berarti pula menurunkan pandangan, menghapus hubungan dengan dunia luar. Sikap orang yang tidak berdaya lagi dan menyerah. Menundukkan kepala dan melihat ke bawah, memberikan kesan lain, kesan seolah-olah orang tersebut mempunyai kesalahan, yang biasanya disadari. Dan dengan demikian ia ingin menghindarkan hubungan pandangan tidak berani beradu pandang menyembunyikan sesuatu."

Lalu saat Megawati mengatakan tutup, terlihat lengan dalam keadaan menyiku di depan bahu, "menurut Herman Strehle dalam buku; meinen, gesten und gebarden, menunjukkan adanya kesediaan bertindak, merupakan sikap permulaan segala tindakan, Jadi memberikan ketenangan dan kepercayaan diri untuk menunjukkan sesuatu."

Setelah itu Megawati pergi meninggalkan tempat samnil tertawa (he..he..), "menurut Herman Strehle dalam buku; meinen, gesten und gebarden, seperti juga tertawa i, maka bunyi e juga terjadi dalam mulut, bedanya karena suara hehe yang juga tidak ditujukan kepada dunia luar, terdengar tidak simpatik, tak menyenangkan, merusak kegembiraan ada kesan menghina, merendahkan,"

Sumber: Buku Meinen, Gesten Und Gebarden (Herman Strehle)

http://www.youtube.com/watch?v=KCqiyksyDSE




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline