Lihat ke Halaman Asli

Hafsah Anas

Undergraduate Student

Mengulas Sejarah Konferensi Asia Afrika

Diperbarui: 19 Oktober 2022   22:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar yang menunjukan suasana Konferensi Colombo. (Dokpri)

17 September 2022, Kelompok 2 Modul Nusantara PMM2 Universitas Pendidikan Indonesia dibimbing oleh dosen yang kerap disapa Pak Essa dan mentor, Kang Seno melaksanakan perkuliahan Modul Nusantara. Lokasi yang ditempuh kali ini menghabiskan waktu puluhan menit namun sangat terbayarkan dengan pemandangan kota Bandung nan indah dan asri. 

Kelompok ini mengunjungi Gedung Merdeka, Museum Konferensi Asia Afrika, di Jalan Asia Afrika. Tempat yang dikunjungi ini memiliki sejarah yang patut untuk diulas. Mari bersama mengulas sejarah Konferensi Asia Afrika di lokasi ini.

Konferensi Asia-Afrika lahir dari Konferensi Colombo. Soekarno melalui Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo menyampaikan bahwa pertemuan Asia-Afrika merupakan cita-cita bersama selama hampir 30 tahun telah didengungkan untuk membangun solidaritas Asia Afrika dan telah dilakukan melalui pergerakan nasional melawan penjajahan.

Pemerintah Indonesia, melalui saluran diplomatiknya mengusulkan perlunya diadakan pertemuan lain yang lebih luas antara Negara-negara Afrika dan Asia karena masalah-masalah krusial yang dibicarakan itu tidak hanya terjadi di Negara-negara Asia yang terwakili dalam konferensi tersebut, tetapi juga dialami oleh negara-negara di Afrika dan Asia lainnya.

Meja dan kayu rotan yang digunakan saat konferensi, 1955. (Dokpri)

Kelima negara peserta Konferensi Bogor menjadi sponsor Konferensi Asia-Afrika dan Indonesia dipilih menjadi tuan rumah pada konferensi tersebut, yang ditetapkan akan berlangsung pada akhir minggu April tahun 1955. Presiden Indonesia, Soekarno, menunjuk Kota Bandung sebagai tempat berlangsungnya konferensi.

Gambar yang menunjukan bagaimana suasana di luar sidang. (Dokpri)

Pada 15 Januari 1955, surat undangan Konferensi Asia-Afrika dikirimkan kepada kepala pemerintah dari 25 Negara Asia dan Afrika. Dari seluruh negara yang diundang hanya satu negara yang menolak undangan itu, yaitu Federasi Afrika Tengah, karena memang negara itu masih dikuasai oleh orang-orang bekas penjajahnya.

Salah satu penjelasan mengenai perubahan nama gedung dan jalan yang terdapat di dalam Museum KAA (Dokpri)

Pada 7 April 1955, Presiden Soekarno mengganti nama Gedung Merdeka yang sebelumnya bernama Gedung Concordia secara resmi. Tak hanya gedung, nama jalanpun diganti. Contohnya Jalan Raja (Raya) Timur yang sekarang kita kenal dengan nama Jalan Asia Afrika.

Sumber Rujukan:

Sofyan, A. 2019. Societeit Concordia Menuju Gedung Merdeka: Memori Kolektif Kemerdekaan Asia-Afrika. IHiS (Indonesian Historical Studies), vol. 3, no. 1, 17-28.

Agam, A.R., dkk. 2022. Pemanfaatan Wisata Virtual Tour Sebagai Media Komunikasi Digital dalam Penyebaran Informasi di Museum Konferensi Asia Afrika Pada Masa Pandemi. Jurnal Ilmu Perpustakaan, vol 4, no 1, 23-44.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline