Dakwah di era globalisasi menghadapi dinamika yang sangat kompleks. Globalisasi, dengan segala dampaknya, membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam aspek budaya, sosial, ekonomi, dan teknologi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat, khususnya melalui internet dan media sosial, telah menciptakan dunia yang semakin terhubung dan saling bergantung. Hal ini memberikan peluang sekaligus tantangan bagi dakwah Islam.
Salah satu tantangan utama dalam dakwah di era globalisasi adalah pengaruh budaya asing yang datang begitu deras. Masyarakat kini terpapar dengan beragam nilai dan pola hidup dari berbagai belahan dunia yang dapat mengikis tradisi dan nilai-nilai agama yang ada. Sebagai contoh, perilaku individualisme, materialisme, dan hedonisme yang sering kali bertentangan dengan ajaran Islam, berkembang pesat dalam masyarakat global. Dakwah perlu menghadapi tantangan ini dengan pendekatan yang bijak dan adaptif, agar pesan Islam tetap relevan dan diterima oleh umat manusia tanpa mengorbankan prinsip-prinsip dasar agama.
Dalam menghadapi fenomena ini, dakwah harus lebih inovatif dan kreatif. Salah satu cara efektif adalah memanfaatkan teknologi dan media digital untuk menyebarkan pesan Islam. Media sosial, podcast, YouTube, dan platform digital lainnya memberikan ruang bagi para dai (penyiar dakwah) untuk menjangkau audiens yang lebih luas, bahkan melampaui batas-batas geografis dan budaya. Dakwah yang berbasis teknologi ini memungkinkan pesan-pesan Islam disampaikan dengan cara yang lebih mudah diakses dan lebih cepat diterima oleh khalayak, terutama generasi muda yang sangat akrab dengan teknologi.
Selain itu, dakwah di era globalisasi juga membutuhkan pendekatan yang lebih inklusif dan dialogis. Dalam masyarakat yang semakin plural dan beragam, dakwah tidak hanya harus memperhatikan umat Islam, tetapi juga mengedepankan prinsip toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Dakwah harus mengutamakan dialog antar agama, budaya, dan ideologi untuk memperkuat pemahaman serta menjalin hubungan yang harmonis. Oleh karena itu, dakwah yang dilakukan harus mampu menyampaikan pesan-pesan moral dan spiritual Islam dengan cara yang ramah dan penuh pengertian, menghindari sikap eksklusif atau menghakimi.
Selain dari sisi pendekatan, dakwah di era globalisasi juga memerlukan perubahan dalam strategi. Strategi dakwah tidak hanya mengandalkan ceramah atau khutbah tradisional, tetapi juga harus menyentuh berbagai aspek kehidupan, termasuk sosial, ekonomi, pendidikan, dan politik. Dakwah perlu berbicara tentang isu-isu kontemporer seperti perubahan iklim, kemiskinan, keadilan sosial, hak asasi manusia, dan masalah-masalah global lainnya, yang juga menjadi perhatian banyak orang di seluruh dunia. Dengan demikian, dakwah Islam dapat tampil sebagai solusi yang relevan dalam menghadapi tantangan zaman.
Pada akhirnya, dakwah di era globalisasi harus tetap mempertahankan esensi ajaran Islam yang berlandaskan pada Al-Qur'an dan Hadis, tetapi dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan dinamis. Dakwah harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan akar ajaran agama. Ini berarti bahwa dakwah harus menggunakan media yang sesuai dengan perkembangan zaman, berbicara dalam bahasa yang mudah dipahami, serta melibatkan pemikiran yang terbuka dan kreatif dalam menghadapi kompleksitas dunia modern. Hanya dengan cara ini, dakwah Islam dapat tetap diterima, dihargai, dan mampu memberikan kontribusi positif dalam kehidupan umat manusia di era globalisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H