Oleh : Hafizh Nurramadhan
Perkembangan teknologi saat ini sangat cepat dan semakin canggih. Tentu teknologi informasi menjadi hal yang sangat bermanfaat bagi manusia dalam segala aktifitas yang dilakukan manusia. Teknologi informasi telah banyak memberikan kemudahan, kenyamanan serta praktis. Tanpa disadari manusia saat ini sangat bergantung pada teknologi informasi.
Kehadiran teknologi tentu dapat membuat pekerjaan menjadi efisien dan efektif. Selain itu dapat memperkecil risiko -- risiko yang akan terjadi. Namun dibalik itu semua, teknologi informasi akan memunculkan risiko - risiko baru yang mungkin saja belum pernah terjadi. Seperti kerusaakan yang terjadi pada system teknologi informasi atau risiko yang terjadi akibat salah dalam pemanfaatan teknologi informasi. Risiko yang muncul pada teknologi informasi merupakan salah satu risiko operasional.
Risiko -- risiko operasional dapat di kategorikan sebagai inherent risk yang berarti risiko yang melekat sudah pasti ada dan tidak dapat dihilangkan. Mengelola risiko operasional cukup sulit dari pada mengelola risiko lainnya, namun risiko operasional ini lebih mudah untuk di kendalikan. Sehingga membutuhkan pemahaman yang lebih dalam mengelola risiko operasional.
Bahkan dalam risiko kredit dan risiko pasar juga terdapat risiko operasional, hal ini sudah jelas bahwa cakupan risiko operational sangat luas. Sebagai contoh jika seorang user dari aplikasi pemberian kredit tidak dapat memasukan data yang dibutuhkan untuk membuat pemeringkatan calon debitur baik karena infrastrukturnya bermasalah ataupun karena human error yang berakibat pada hasil pemeringkatan yang tidak akurat dapat berakibat pada risiko kredit tetapi risiko kredit tersebut dipicu oleh risiko operasional.
Risiko operasional akan sangat memberikan dampak yang cukup besar terhadap perusahaan. Risiko tersebut berupa reputasi perusahaan yang dapat turun hal ini dipicu dengan tingkat kepercayaan konsumen terhadap perusahaan tersebut. Sebagai contohnya seorang pelanggan ojek online.
Dalam aplikasi layanan ojek online tersebut sering terjadi error system yang menyebabkan kesulitan dalam memesan layanan ojek online. Ditambah lagi dengan driver yang tidak safety dan tidak ramah terhadap pelanggan. Apabila hal itu sering terjadi akan menurunkan kepercayaan pelanggan pada perusahaan. Hal itu akan membuat pelanggan akan berpindah ke perusahaan ojek online lain.
Segala risiko yang terjadi tentu ada sumbernya, begitu pula dengan risiko operasional. Risiko operasional berhubungan langsung dengan kemampuan manusia menggunakan dan sistem dari teknologi informasi. Sumber -- sumber risiko operasional yang terjadi antara lain, pertama human error, yaitu kesalahan yang diakibatkan oleh lalainya sumber daya manusia baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Sebagai contoh, dosen lupa menginput data ke dalam web untuk tugas mahasiswa yang harus dikumpul esok hari. Kedua teknologi informasi yang sulit di gunakan dan belum stabil. Sebagai contoh, seorang pelanggan dalam memesan layanan ojek online harus memahami menu pelayanan yang ada di aplikasi, apabila terlalu sulit dalam proses pemasanan akan menyebabkan pelanggan tidak tertarik dengan layanan tersebut.
Atau dengan penentuan harga yang di lakukan teknologi tidak stabil, sehingga sering terjadi maintenance. Ketiga tidak ada standard operational procedure yang terapkan pada perusahaan. Sehingga kegiatan operasional yang dilakukan tidak terarah dengan baik dalam mencapai goals yang di inginkan perusahaan.
Selain ketiga risiko yang telah di sebutkan, masih banyak lagi sumber sumber risiko operasional lainnya, seperti penggunaan bahan pokok atau sumber dana dalam kegiatan perusahaan. Kemampuan sumber daya manusia yang di miliki, dan lain -- lain. Risiko operasional sudah pasti tidak dapat dihilangkan, karena berkaitan dengan sistem dan manusia, seperti yang sudah di jelaskan di atas. Namun dalam hal risiko operasional perusahaan dapan meperkecil risiko risiko yang terjadi.