Lihat ke Halaman Asli

Hafizha Ulya Nafiu

Mahasiswi FKM Universitas Diponegoro 2019

Pemeriksaan Tekanan Darah dan Konsultasi Kesehatan Door to Door sebagai Upaya Menjaga Kesehatan di Masa Pandemi

Diperbarui: 29 Januari 2022   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Pemeriksaan kesehatan door to door di Desa Progowati) Dokpri

By Hafizha Ulya Nafiu, KKN Fakultas Kesehatan Masyarakat, Konversi Program Kampus Merdeka Pejuang Muda 

 Pemeriksaan menjadi salah satu kegiatan penting untuk mengetahui kondisi tubuh, sehingga masyarakat ada kesadaran untuk menjaga kesehatan mereka. Apalagi disaat suasana pandemi covid 19 ini, masyarakat harus fit untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari mereka. 

Sehingga,  pada masa pandemi ini, terlaksanakanlah salah satu program monodisiplin di masyarakat di Dusun Gentan dan Nariban, Desa Progowati, Kecamatan Mungkid yaitu pemeriksaan tekanan door to door dan konsultasi kesehatan pada tanggal 27 dan 29 Januari 2022.

Kegiatan dimulai dengan perizinan ke kepala dusun setempat dan dilanjutkan dengan keliling dari rumah warga satu ke yang lainnya. Banyak warga yang antusias dengan program ini dikarenakan beberapa dari mereka jarang memeriksakan kesehatannya, terutama tekanan darah ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. 

Program ini dilakukan di 2 dusun, dengan sasaran total 20 orang, sehingga masing-masing dusun ada 10 orang yang mengikuti pemeriksaan door to door dan konsultasi kesehatan setelah dilakukan tensimeter.

Setelah menemui warga yang ingin melakukan pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter dan sama-sama setuju akan kegiatan ini, maka pemeriksaan dilakukan dengan tata cara yang sudah terstandardisasi dari pengalaman mahasiswi selama magang non akademik di salah satu instansi dan dari sumber sekunder seperti buku dan jurnal.

Dokpri

(Proses melakukan tensimeter untuk mengukur tekanan darah) Dokpri

Dalam mengukur tekanan darah, kebanyakan warga diukur menggunakan tensimeter dengan posisi duduk. Namun, beberapa warga ada yang dengan posisi tidur dikarenakan sedang dalam kondisi sakit. Pengukuran sistol/diastol menunjukkan 6 dari 20 warga mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi), sehingga setelah itu mereka berkonsultasi apa saja yang dilakukan untuk menurunkan tekanan darah  karena mereka sering mengeluh sakit kepala dan nyeri badan.

Selain itu, ditemukan juga 2 dari 20 warga yang mengalami tekanan darah rendah (hipotensi) dan  mengatakan jika benar bahwa mereka kurang minum air yang menyebabkan mereka secara tidak sadar mengalami dehidrasi. Pemeriksaan di Dusun yang berbeda juga dilanjutkan 2 hari setelahnya dengan prosedur yang sama.

Triyono yang berusia 58 tahun mengatakan, "Wah, tidak menyangka ternyata selama ini aku menderita hipertensi. Kalau tidak ada kamu, mungkin selama ini aku juga tidak akan pergi ke puskesmas karena kurang tahu tata cara untuk memeriksakan kesehatan". Kemudian, beberapa dari warga berharap jikalau program ini bisa berjalan secara teratur, baik itu dari tenaga kesehatan atau mahasiswa KKN karena memang membantu mereka dalam mengetahui kondisi kesehatan mereka dan juga intervensi yang tepat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline