Lihat ke Halaman Asli

G30S dalam Sudut Sosiologi Komunikasi Teori Konflik

Diperbarui: 10 Juli 2024   01:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berawal dari Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) yang merupakan serikat buruh, ISDV gencar menyuarakan perlawanan terhadap kapitalisme kolonial. Berhaluan marxisme, ISDV menjadi salah satu organisasi pergerakan yang tidak membawa kepentingan rasial dan kelompok seperti kebanyakan organisasi pergerakan pada zaman itu. Setelah banyak hal terjadi dan bergolak dalam perjalanannya melalui proses yang panjang ISDV berubah nama  dan bermetafora menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menjadi momok seram sekaligus mimpi buruk bagi bangsa Indonesia lewat serangkaian teror yang yang dilancarkannya diantaranya salah satu sejarah paling kelam bagi bangsa ini yaitu G30S/PKI.

7 Perwira kebanggaan bangsa harus gugur di lubang buaya karena kebiadaban PKI yang melakukan penculikan serta pembantaian dengan maksud agar tuntutan mereka terhadap presiden Soekarno dipenuhi. salah satunya adalah pembentukan angkatan kelima yang berisikan buruh dan tani yang dipersenjatai.

Namun, disini kita tidak akan membahas panjang lebar soal sejarah PKI maupun gerakan pemberontakannya yang banyak menumpahkan darah. Tetapi, kita akan membahas bagaimana ini dipandang dari sisi sosiologi komunikasi. Yang mana, kita akan menggunakan teori yang dicetus Karl Marx yaitu teori Konflik .

Secara sederhana teori konflik memandang bahwasanya masyarakat berada di dalam perseteruan terus menerus dalam memperebutkan sumber daya yang terbatas untuk mendominasi dan bertahan hidup. Sumber daya ini dibutuhkan semua orang. Namun, tidak bisa dimiliki semua orang. Keterbatasan inilah yang menjadi akar dari  perseteruan masyarakat menurut teori konflik.

Sebagaimana hal yang telah menjadi rahasia umum. Presiden Soekarno menjadikan PKI sebagai penyeimbang kekuasaannya agar tidak jomplang dengan dominasi militer yang memiliki persenjataan dan kekuasaan militer. Sementara, PKI memiliki keunggulan Dari segi massa dan dukungan masyarakat. Kedua unsur ini saling bergesekan memperebutkan pengaruh ditengah kesehatan bung karno yang semakin memburuk. Namun, PKI mendapatkan kepercayaan lebih dari bung Karno karena dukungan penuhnya dalam operasi ganyang malaysia yang diusung Soekarno. Kedekatan itu dimanfaatkan PKI untuk menghasut bung Karno agar membuat angkatan kelima yang berisikan petani dan buruh yang dipersenjatai. Usulan ini tentu di tentang keras oleh pihak militer karena dapat menyebabkan dualisme dalam tubuh militer.

Puncak dari ketegangan antara PKI dan militer ada pada saat biro khusus PKI yang bertugas untuk mengumpulkan informasi mengenai militer dan melakukan infiltrasi di tubuh militetr yang diketuai oleh Sjam Kamaruzaman mengabarkan bahwasanya militer membentuk Dewan Jenderal  yang memiliki misi mengkudeta Presiden Soekarno (yang belum bisa dipastikan kebenarannya hingga sekarang). Sebagai respon dari isu tersebut PKI mencoba untuk menawan perwira yang mereka duga sebagai dewan jenderal agar menghetikan rencana kudeta tersebut yang namun kita semua ketahui respon tersebut menjadi salah satu tragedi kelam bangsa ini yang kita kenal dengan Gerakan 30 September.

Dalam Teori Konflik kita dapat menginterpretasikan kekuasaan sebagai sumber daya yang diperebutkan. Sementara, PKI dan Pihak militer sebagai 2 kubu yang memperebutkannya. Isu dan saling serang yang dilakukan merupakan cara dari kedua belah pihak untuk memenangkan perseteruan yang terus memanas agar tercapainya sumber daya terbatas yang dapat menopang kedua belah pihak dalam bertahan di negara yaitu pengaruh kekuasaan.

Terlepas dari segala teori, argumen dan konspirasi yang ada. G30S merupakan suatu noda hitam bagi bangsa kita yang mana ini menjadi pelajaran di mana perlunya ditanamkan nilai Pancasila dan rasa nasionalisme demi terciptanya kehidupan berbangsa yang damai dan beradab.

Artikel ini dibuat guna memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Sosiologi Komunikasi, Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UMJ yang diampu oleh Drs. Dony Kurniawan, M.I.KOM.

REFRENSI :




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline