Bangsa Indonesia yang terkenal sebagai negara maritim/bahari merupakan sebuah negara terdiri dari berbagai macam pulau yang dikelilingi oleh perairan dan menjadi satu-kesatuan. didalam lautan dan sepanjang pesisir pantai memiliki banyak potensi kekayaan sumber daya alam yang masih belum tergali dan dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Selain itu, terkadang cara pemanfaatan potensi yang ada tersebut berdampak negatif terhadap ekosistem dan siklus alam yang terdapat di daerah tersebut. Contoh dari permasalahan ini, seperti yang terjadi di daerah pesisir pantai desa Paseban.
Pantai Paseban terletak di daerah selatan kota Jember, lebih tepatnya di Desa Paseban, kecamatan kencong, kabupaten Jember. Pantai ini memiliki keindahan yang tidak kalah dari pantai-pantai yang lain. Hal-hal yang ditawarkan ketika kita berkunjung kesana ada 2 macam pariwisata yaitu pariwisata kekayaan alam dan pariwisata kekayaan budaya.
Kekayaan alam ini seperti pemandangan saat pagi dan sore hari, karakteristik pasir yang lembut, bukit pasir hitam, dan berbagai ekosistem yang ada disana, yang akhirnya nanti menjadi sebuah konflik agraria karena banyak terjadi perubahan ke arah yang buruk. Sedangkan kekayaan alam budaya yang ditawarkan seperti; petik laut, tanggap wayang, dan pekan raya yang dilaksanakan setiap tanggal 1-10 Syawal.
Karena sumber daya alam yang sangat melimpah ini akhirnya timbul sebuah konflik. Dimana terjadi sebuah penambangan pasir besi dan pendirian tambak yang sangat mempengaruhi keseimbangan iklim dan ekosistem laut. Dimana dalam pendirian tambak dan tambang ini sangat mencemari lingkungan dan banyak pemotongan pohon mangrove dalam skala yang sangat luas. Dampak dari kegiatan-kegiatan tersebut terjadinya abrasi di sepanjang pantai Paseban.
Hal ini, diperparah dengan kawasan pantai selatan sangat terkenal akan ombaknya yang sangat besar. Dikhawatirkan jika keadaan ini terus berlanjut sangat berpotensi mudahnya tsunami terjadi di daerah Paseban. Selain itu, dampak dari abrasi ini memperbesar ombak yang ada disana. Sehingga masyarakat Paseban yang menggantungkan hidupnya sehari-hari dari hasil laut harus tertekan akan ombak yang semakin besar dari waktu ke waktu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H