Lihat ke Halaman Asli

Hafizha Annafi

Saya hafiza annafi berasal dari bantul yogyakarta

Pilar Utama untuk Keutuhan Bangsa

Diperbarui: 9 September 2024   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nasionalisme sering kali dianggap sebagai konsep yang berakar kuat pada masa perjuangan kemerdekaan. Namun, di tengah arus globalisasi dan tantangan zaman modern, apakah nasionalisme masih relevan dan penting bagi generasi muda? Bagaimana cara kita memahami dan menghidupkan kembali makna nasionalisme di era yang semakin kompleks ini? Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu direnungkan untuk melihat seberapa besar peran nasionalisme dalam menjaga keutuhan bangsa.
Nasionalisme adalah kesadaran dan cinta terhadap tanah air yang diwujudkan melalui tindakan yang mendukung kepentingan negara dan bangsa (Rahayu, 2019). 

Di Indonesia, nasionalisme tercermin dalam perjuangan panjang melawan penjajah, di mana seluruh elemen masyarakat bersatu demi kemerdekaan. Namun, di era ini nasionalisme tidak hanya berbicara tentang kedaulatan teritorial tetapi juga bagaimana menghadapi tantangan non-militer, seperti ancaman ideologi asing, disintegrasi sosial, dan radikalisme. Oleh karena itu, pemaknaan nasionalisme harus terus diperbarui sesuai dengan perkembangan zaman.


Di era digital dan globalisasi, salah satu ancaman terhadap nasionalisme adalah pengaruh kuat dari budaya asing yang masuk melalui berbagai media. Generasi muda, yang sangat akrab dengan teknologi dan media sosial, sering kali terpapar pada gaya hidup, nilai-nilai, dan ideologi yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai nasional. Tantangan lainnya adalah meningkatnya sikap apatis dan individualisme, di mana sebagian generasi muda lebih fokus pada isu-isu global dan tren internasional daripada isu-isu kebangsaan (Ghianovan, 2023). Situasi ini wujud dari nasionalisme perlu diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata yang lebih dari sekadar seremonial.


Nasionalisme yang relevan di era modern adalah nasionalisme yang inklusif, yang merangkul keberagaman sebagai kekayaan bangsa, bukan ancaman. Di Indonesia, nasionalisme harus mampu mengayomi semua suku, agama, dan golongan. Sikap toleransi dan saling menghargai menjadi kunci untuk memperkuat persatuan dan mencegah perpecahan. Hal ini sangat penting di tengah situasi sosial-politik yang sering kali rentan terhadap konflik berbasis identitas. Nasionalisme harus dilihat sebagai perekat sosial yang menghubungkan seluruh elemen bangsa menuju tujuan bersama.


Pendidikan memiliki peran utama dalam membentuk dan memperkuat nasionalisme di kalangan generasi muda. Melalui pendidikan kewarganegaraan yang baik, nilai-nilai nasionalisme dapat ditanamkan sejak dini (Komala, 2022). Namun, pendekatan pendidikan tidak boleh hanya bersifat teoritis; pendidikan harus memberikan ruang bagi partisipasi aktif siswa dalam kegiatan yang menumbuhkan rasa cinta tanah air, seperti diskusi kebangsaan, proyek sosial, dan kegiatan komunitas. 

Dengan cara ini, generasi muda dapat merasakan langsung manfaat dan pentingnya nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari. Selain pendidikan, partisipasi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara juga merupakan wujud nyata dari nasionalisme. Generasi muda dapat berkontribusi melalui berbagai cara, seperti ikut serta dalam pembangunan ekonomi lokal, mendukung produk dalam negeri, atau terlibat dalam kegiatan politik dan sosial yang memperkuat demokrasi. Dengan mengambil peran aktif, generasi muda tidak hanya menunjukkan rasa cinta tanah air, tetapi juga turut membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.


Namun, nasionalisme tidak boleh dipahami sebagai sikap yang tertutup terhadap dunia luar (Soedarsono, 2013). Di era globalisasi ini, nasionalisme harus tetap fleksibel dan adaptif, tetapi tanpa kehilangan jati diri. Bangsa yang kuat adalah bangsa yang mampu berdiri teguh dengan identitas dan nilai-nilainya sambil tetap terbuka untuk belajar dari dunia luar. Nasionalisme yang sehat adalah nasionalisme yang mampu menjembatani perbedaan, memajukan inklusivitas, dan mendorong kemajuan bangsa dalam bingkai persatuan.


Kesimpulannya, nasionalisme tetap menjadi pilar utama untuk menjaga keutuhan dan kemajuan bangsa di era modern ini. Namun, nasionalisme perlu dimaknai secara lebih luas dan relevan agar dapat diterima oleh generasi muda. Nasionalisme yang inklusif, partisipatif, dan adaptif terhadap perubahan zaman adalah kunci untuk mempertahankan rasa cinta tanah air di tengah derasnya arus globalisasi. Dengan demikian, nasionalisme bukan hanya menjadi warisan masa lalu, tetapi juga fondasi penting untuk membangun masa depan yang lebih kuat dan bersatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline