Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Hafizha Ardhie

Mahasiswa Universitas Darussalam Gontor (UNIDA) Program Studi Studi Agama-Agama

Belajar Sejarah Tokoh Keagamaan Setempat dengan Ziarah Ke Makam Syekh Muhammad Abdul Jawahir di Purwosari Desa Gelang Lor

Diperbarui: 13 Maret 2024   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian depan makam Syekh Muhammad Abdul Jawahir

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah kegiatan yang sangat berharga untuk diikuti oleh mahasiswa. Di samping mendapat pengalaman dalam berinteraksi dan membantu masyarakat di daerah tersebut, mahasiswa juga dapat belajar sejarah daerah yang dikunjungi, tokoh-tokoh penting di tempat tersebut, dan menemukan nilai-nilai luhur dari masyarakat setempat.

Pada Minggu sore 10 Maret 2024, para mahasiswa peserta KKN Tematik angkatan 35 Universitas Darussalam Gontor dari kelompok 19 dan 20, desa Gelang Lor Kecamatan Sukorejo mengunjungi Dukuh Purwosari untuk melakukan ziarah ke makam salah satu pemuka agama di daerah tersebut, yaitu makam Syekh Muhammad Abdul Jawahir yand dikenal pula dengan nama Eyang Judel atau Kyai Judel. Ziarah ke makam tersebut dipandu oleh salah satu Kamituwo di Dukuh Purwosari, yaitu bapak Surasno. Beliau merupakan keturunan kelima dari Syekh Muhammad Abdul Jawahir.

Acara dimulai dengan tahlilan bersama untuk mendoakan almarhum Syekh Muhammad Abdul Jawahir beserta keluarga beliau. Selesai dengan tahlilan, kemudian dilanjutkan oleh bapak Surasno dengan menjelaskan secara ringkas sejarah dan perjalanan hidup Syekh Muhammad Abdul Jawahir. Setelahnya rombongan pergi menuju rumah yang pernah ditinggali oleh Syekh Muhammad Abdul Jawahir. Rumah tersebut masih ditinggali keluarganya dan menurut warga sekitar tidak boleh dipindahkan atau dibangun ulang.

Berdasarkan keterangan dari bapak Surasno, Syekh Muhammad Abdul Jawahir aslinya berasal dari daerah Bagelen, Jawa Tengah. Syekh Muhammad Abdul Jawahir sendiri masih merupakan keluarga Keraton. Beliau masih keturunan Kyai Pamanahan (Ki Ageng Pamanahan), sehingga secara nasab beliau masih termasuk keturunan Raden Brawijaya II. Beliau wafat pada sekitar tahun 1864 Masehi.

Penyebab Syekh Muhammad Abdul Jawahir berpindah sampai ke daerah Purwosari adalah karena beliau mencari keselamatan yang dikarenakan terjadinya Perang Diponegoro saat itu. Beliau bersama keluarganya kemudian pergi hingga sampai Tegalsari. Beliau berniat meneruskan perjalanan dan baru akan berhenti bila sudah menemukan tanah yang berbau harum. Beliau menemukan tanah yang dimaksud di Purwosari dan akhirnya bertinggal di sana. Syekh Abdul Jawahir merupakan orang pertama yang membuka dan bertempat tinggal di Purwosari dan dianggap sebagai salah satu leluhur yang paling baik.

Bapak Surasno menjelaskan bahwa mengetahui sejarah pendahulu dan leluhur kita sangat penting. Hal tersebut karena dengan mengetahui sejarah mereka kita dapat mengambil hikmah dari perjalanan hidup mereka serta kita akan lebih serius dalam mendoakan orang-orang yang telah mendahului karena mengetahui jasa-jasa mereka.

Bagian dalam makam Muhammad Abdul Jawahir

Rumah Syekh Muhammad Abdul Jawahir




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline