Lihat ke Halaman Asli

Semarak Pesta Pernikahan GKR Hayu dan KPH Notonegoro

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah sepuluh tahun menjalani kasih jarak jauh GKR Hayu dan KPH Notonegoro akhirnya memutuskan untuk mantap melakukan pernikahan. Bulan Agustus lalu GKR Hayu meluncurkan website resmi pernikahan keraton yaitu www.kratonwedding.com karena GKR Hayu ingin acara pernikahannnya berbeda dengan acara pernikahan kakak dan adiknya terdahulu. Dalam website ini seluruh kegiatan acara pernikahan dijelaskan secara rinci. Beberapa mahasiswa UGM yang ahli dalam bidang IT dilibatkan dalam pembuatan website ini dan saat ini mereka tergabung dalam kelembagaan Kraton Yogyakarta yaitu Tepas Tadha Yekni. Dengan adanya website resmi ini harapan dari GKR Hayu dan KPH Notonegoro ini mampu menarik para wisatawan mancanegara dan dari dalam negeri sendiri, sehingga website resmi ini pun ditulis dengan menggunakan bahasa Inggris

Dalam website itu tercantum beberapa jadwal acar pernikahan GKR Hayu dari tanggal 21 Oktober kemarin hingga tanggal 23 Oktober hari ini. Acara ini juga disiarkan oleh stasiun televise Jogja TV. Pada tanggal 21 Oktober kemarin acara terfokus pada prosesi Nyantri, Siraman, Majang Pasareyan, Tarub dan Blaketepe, dilanjut dengan Tantingan dan Midodareni. Kemudian di tanggal 22 Oktober acara yang dilakukan adalah Akad NIkah, Panggih, dan Tampah Kaya dan Dahar Klimah. Dan pada hari ini acara dimulai dengan irab menuju Bangsal Kepatihan dilanjut dengan Resepsi dan Pamitan.

Hari ini, pukul 08.00 WIB tadi pagi adalah puncak dari pesta pernikahan putri Sultan Hamengkubuwo X yaitu GKR Hayu. Seperti jadwal acara yang ada di website acar ini dimulai dengan Kirab. Acar ini pun dikawal oleh anggota TNI-Polri serta sukarelawan warga. Pesta ini cukup meriah, ini merupakan pesta pernikahan anak Sultan yang terakhir karena GKR Hayu adalah putri yang terakhir melakukan pernikahan sehingga acara kirab yang dilakukan pada hari ini memiliki keistimewaan tersendiri karena arak-arakan menggunakan dua belas kereta kuda. Pengantin menaiki kereta kuda Kyai Jongwiyat pengantin menggunakan busana Jangan Mengir berwarna hijau tosca dengan riasan paes agung. Keramaian di sekitar jalan Malioboro sudah terlihat sejak pagi dari Kraton, Alun-alun Utara, Malioboro hingga Kepatihan Yogyakarta karena banyak warga Jogja dan warga pendatang antusias menyaksikan acara kirab pernikahan terakhir putri Sultan. Pada acara kirab pagi hari ini 75 angkringan gratis berjejer di Malioboro. Angkringan ini merupakan wujud ungkapan suka cita dan terima kasih para pedagang angkringan kaki lima di Yogyakarta kepada Sultan yang telah diberikan tempat untuk mencari nafkah di kota istimewa ini.

Acara tadi pagi bisa dibilang sangat-sangat meriah dibanding acara pernikahan putrid Sultan terdahulu. Bukan berarti pernikahan terdahulu tidak meriah namun pernikahan kali ini memang dibuat sebagai acara terakhir putri Sultan yang menikah. Kebahagiaan terpancar dari wajah GKR Hayu dan KPH Notonegoro serta keluarga dari mempelai wanita yaitu Sri Sultan HB X dan GKR Hemas serta keluarga mempelai pria. Ungkapan kebahagiaan pun juga dituturkan dari para warga Yogya dan warga pendatang yang mendoakan pernikahan GKR Hayu dan KPH Notonegoro dapat langgeng sampai akhir hayat. Banyak pula warga yang tadi pagi melihat acara kirab berteriak mengucapkan selamat kepada GKR Hayu.

Selepas acara tadi pagi, di pusat kota Yogyakarta seperti kawasan Malioboro begitu lengang dan pedagang-pedagang kaki lima yang biasa nerjualan di emperan Malioboro sepi sangat sedikit yang berjualan. Beberapa tempat wisata di Yogya pun ditutup demi kelancaran acara dan kesuksesan acara yang telah dijadwalkan oleh keluarga Keraton




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline