Lihat ke Halaman Asli

I Hafizal

Karyawan

Pria dalam Kereta

Diperbarui: 27 Agustus 2021   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Di Kereta (Gambar: 64.media.tumblr.com)

Kini aku tengah berada dalam kereta. Tidak begitu sepi, juga tidak begitu ramai. Ada satu pria yang menjadi perhatianku saat ini. Dia bersandar lemah ke kursi dan menjatuhkan kepalanya bersandar di jendela. Dia begitu sangat diam. Terlihat tenang dan menikmati lamunan. Seakan tidak peduli dengan getaran kereta ini. Atau mungkin juga dia menikmati getaran ini.

Sudah cukup lama aku berada di kereta ini. Begitu pun dengannya. Aku bertanya-tanya, siapa yang akan turun kereta lebih dahulu? Aku atau pria diam itu?

Diamnya kadang menggangguku. Aku keheranan dengannya yang sama sekali tidak ada gerakan. Bahkan aku tidak melihat dia membetulkan posisi duduknya. Atau sekedar menggaruk pantat yang gatal saja pun tidak.

Pandangannya hanya ke bawah. Nafasnya terlihat santai tidak terengah-engah. Seakan dia tidak peduli kereta sudah tiba di mana. Dia tidak pernah menoleh ke luar jendela. Atau dia sudah hafal dengan perjalanan ini.

Aku pun semakin penasaran, di mana dia akan turun? Kemana dia hendak pergi?

Dia tak kunjung turun hingga beberapa stasiun lagi aku akan turun dari kereta ini. Namun pria itu masih dengan posisi yang sama. Meletakkan kepalanya ke jendela dan memandangi lantai kereta. Aku masih penasaran. Di mana dia akan pergi?

Kini aku sudah berdiri. Bersiap diri untuk segera turun. Ku lihat pria itu ternyata juga berdiri. Meski hanya berdiri dari depan tempat duduknya saja. Mungkin karena dia masih lemah. Kapalanya masih tertunduk ke bawah. Matanya hanya melihat lantai kereta. Tangannya tidak berusaha berpegangan dengan apapun. Apa dia turun di stasiun yang sama denganku?

Kereta pun mulai berhenti. Aku sudah di depan pintu kereta. Menunggu terbuka dan segera turun. Pria itu masih di tempat yang sama. Tidak bergerak untuk bersiap turun. Aku benar-benar penasaran. Apakah pria ini akan turun juga?

Rasanya aku ingin menunggunya hingga berjalan ke arah pintu. Sehingga aku bisa turun bersama dengannya. Tapi dia tetap diam.

Pintu kereta sudah terbuka. Dia tetap diam. Aku kebingungan. Aku turun sekarang atau menunggunya berjalan mendekati pintu kereta?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline