Lihat ke Halaman Asli

Hafiz Syafira

Mahasiswa

Kesenian Rabab

Diperbarui: 2 Maret 2021   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rabab merupakan salah satu alat musik gesek yang terbuat dari tempurung kelapa tua yang dibelah kemudian ditutup oleh kulit sapi yang berasal dari Minangkabau, jika dilihat rabab ini agak mirip dengan biola. Biasanya rabab ini diiringi oleh alat musik tiup yaitu saluang. Rabab biasanya dimainkan dengan membawakan kisah dari berbagai cerita nagari atau dikenal dengan istilah "kaba".

Rabab ini biasanya dimainkan oleh dua orang pemain secara bergantian, satu pemain menjadi tukang gesek dan satu lagi menjadi pedendang, pemain rabab ini selalu dimainkan oleh laki laki. Rabab ini biasanya mengisahkan tentang kehidupan rumah tangga, tentang keagamaan, tentang pendidikan, kesenian dan lainnya yang bertujuan sebagai sarana hiburan edukasi serta sebagai penyampaian nilai niai kehidupan.

Rabab merupakan salah satu kesenian yang berfungsi sebagai sarana dalam mendukung penyebaran agama islam yang dibawa oleh pedagang pedagang dari Aceh ke Minang. Islam masuk ke Minangkabau melalui pantai barat, yaitu Pariaman, Pesisir Selatan, Pesisir Utara begitupun dengan rabab dan Darek begitu pun dengan rabab. Hal tersebut menyebabkan berkembangnya berbagai jenis rabab diantaranya, Rabab Pariaman, Rabab Darek dan Rabab Pesisir Selatan. Rabab Piaman diyakini sebagai Rabab tertua di Minangkabau.

Salah satu seniman Rabab adalah Pirin Asmara, ia sangat dikenal di kalangan masyarakat Pesisir Selatan tempo dulu. Kaba tentang Sutan Palembang dan Nan Gombang adalah Kaba yang terkenal dan sering ia bawakan. Pertunjukan Rabab di Pariaman biasanya diadakan di luar ruangan sesudah Isya dan berakhir sebelum shalat subuh. Biasanya Rabab Pariaman merupakan pagelaran tunggal. Tukang Rabab bertugas sebagai pemusik dan penyanyi sekaligus. Kaba non klasik dalam tradisi Rabab Pariaman hanya satu, yaitu Kaba Siti Baheram. Bahasa yang digunakan dalam permainan Rabab Pariaman adalah resmi dengan sifat sastra dan dipengaruhi oleh dialek Pariaman.

Rabab merupakan salah satu kesenian lisan dan pada saat sekarang ini pemuda pemuda Minang sudah banyak yang tidak tertarik lagi untuk memainkan alat musik rabab ini karna sudah dianggap kuno, hal itu dapat dilihat jika pemain rabab pada saat ini hanya orang orang tua saja dan jarang anak muda yang memainkannya, untuk itu kita sebagai generasi muda harus mengembangkan kesenian kesenian yang berasal dari daerah kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline