Lihat ke Halaman Asli

Makin Muda Usia Makin Hilangnya Identitas Anak Bangsa

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman Dahulu, bangsa kita yang disebut dengan nama "Nusantara" dikenal dengan bangsa yang hebat dilautan, "Maritim Stage". Bukti bahwa bangsa kita pernah jaya diantaranya kerajaan yang bisa berkuasa sampai ke bagian negara Gajah Putih, lalu banyak para petinggi kerajaan yang begitu dikenal karna mahakaryanya, itulah bangsa kita dimasa dahulu kala. tetapi  ini hanya "flashback" dari "identitas" bangsa kita dimasa lalu. Sekarang mulai banyak yang telah berubah, terlebih ditinggalkan dari pada dipertahankan. Bayangkan!!,, Banyak sejarah mencatat anak muda dijaman dulu yang selalu ambil bagian dalam setiap perubahan, anak muda yang selalu merasa bagian dari bangsanya atau jiwa-jiwa nasionalisme yang tertanam luhur dihati sanubarinya, sungguh ironi memang.

Dan saat ini, tidak dapat dipungkiri, identitas jiwa-jiwa dari masa lalu kini tinggal jasad yang terkubur, mereka hanya ada didalam buku sejarah, atau cerita dari guru-guru sejarah ditiap sekolah, ada apa dengan semua ini ? Apakah kita selalu mengatakan ini bagian dari proses pencarian jati diri ? Atau kita telah terhegemoni oleh kepentingaan dari pihak asing ?? ..

Bisa dipastikan anak muda yang stay dijaman sekarang telah kehilangan identitas bangsa timur terlebih identitas budaya indonesia, mereka terkesan lebih menikmati sesuatu yang lebih mengeksplor dirinya entah dalam bentuk wujud yang bertolak belakang dari budaya yang ada, atau memang yang baru mereka dapatkan dari dunia luarnya, tetapi mereka perlahan tetap menjadikan itu sebagai sebuah pilihannya. Sepertinya mereka tidak melek mata, entah karena mereka bosan atau menganggap yang telah ada menjadi suatu identitas yang sudah "kampungan". tapi pentingnya identitas diri itu sebagai tolak ukur bangsa dikemudian harinya.

Saat ini style, fasion, song, food, gadged, semua yang mereka punya adalah hasil adopsi dari dunia luar, bahkan yang parahnya seolah-olah virus-virus ini sudah masuk kedalam standarisasi anak muda yang harus dipenuhi dan menjadi suatu keharusan untuk diterapkan, latah dengan hal asing, dijadikan bahan olok-olokan bahkan sampai menjadi sebuah aturan, seperti pakaian anak kecil yang dikenakan orang-orang dewasa, bukan sifatnya membatasi, tetapi budaya kita yang tidak pernah ada hal seperti itu, yang dipandang syarat dengan hal negatif, tapi menurut mereke itu adalah wujud ekplorasi dari dunia luar terhadap dirinya. Bayang kan jika anak muda saat ini tidak punya identitas bangsanya, puluhan tahun yang akan datang, seperti apa nasib anak muda terlebih bangsanaya.

Pemerintah yang sebenarnya mempunyai peran untuk mengontrol media yang sangat bebas seakan tidak berdaya, padahal banyak yang menjadi korban dari media-media asing, kesan tidak berdaya inilah yang mengotori jati diri anak muda bangsa, banyak wawasan dan pengetahuan yang didapat dari mudahnya informasi apapun diatas minimnya identitas anak muda yang belum tebentuk sepenuhnya, peran orang tua terhadap anaknya harus selalu dipertanyakan, lingkungan mereka menjadi bagian penting dalam pembentukan karakter hidupnya, seolah-olah hidup yang tidak hidup karna kehilangan fitrah kata "W.S.Rendra"

Sungguh menjadi suatu keharusan yang terus diperjuangkan untuk sebagian anak-anak bangsa yang tetap memiliki identitas bangsa yang luhur yang masih dipertahankan, walau berat karna banyaknya kepentingan-kepentingan luar yang diselipkan, semoga ini tetap menjadi bagian yang mengawal pergolakan identitas yang sangat menghawatirkan saat ini. Identitas anak bangsa yang telah hilang, mungkin tergerus oleh jaman, yang seharusnya hanya diikuti cara pengaplikasian agar bisa mengikuti jaman.

Best Regar,
"Kaki-kaki kecil perubahan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline