Lihat ke Halaman Asli

Dea

Mahasiswi

Bayang-bayang Uang

Diperbarui: 27 November 2024   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di setiap sudut kota yang gaduh,
Uang berbisik, memanggil hati yang rapuh.
Ia berkilau, memikat pandang,
Seolah segalanya dapat ditukar dengan uang.

Uang adalah janji di kertas lusuh,
Harapan di genggaman tangan yang letih.
Namun, di sisi gelap malam yang sunyi,
Ia adalah bayang yang tak henti menuntut diri.

Dari ladang hingga pasar yang ramai,
Keringat mengalir demi lembar yang dicari.
Namun, adakah bahagia di baliknya tersembunyi,
Atau hanya nafsu yang tak pernah terpenuhi?

Ia membangun rumah, menjatuhkan persahabatan,
Ia memutar roda, melumpuhkan kejujuran.
Uang, oh uang, engkau ilusi sempurna,
Yang memabukkan jiwa hingga terlupa makna.

Di mana batas antara cukup dan serakah?
Di mana letak kebahagiaan yang sejati?
Mungkin uang adalah alat, bukan tujuan,
Tapi mengapa sering kali kita salah jalan?

Hingga akhirnya tiba hari terakhir,
Uang tak lagi berarti di bumi yang hancur.
Hanya kebaikan yang tersisa abadi,
Meninggalkan uang dalam sunyi tak berarti.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline