Lihat ke Halaman Asli

Dea

Mahasiswi

Elegi Daun yang Gugur

Diperbarui: 20 November 2024   07:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada kisah di balik gugurnya daun,  
perlahan ia lepaskan genggaman,  
dari ranting yang dulu setia,  
pada angin ia titipkan perjalanan.  

Tak pernah ia takut jatuh,  
meski bumi menanti dengan dingin,  
karena ia tahu, gugurnya adalah awal,  
dari siklus hidup yang abadi.  

Daun itu berkata pada semesta:  
"Aku bukan hanya hijau di musim semi,  
aku adalah nafas pohon,  
aku adalah sajak sunyi."  

Ia tak merasa usang meski kering,  
karena warnanya mengubah senja,  
membawa keindahan terakhir,  
sebelum luruh menjadi tanah.  

Ah, daun itu mengajarkan kita,  
bahwa kehilangan adalah bagian dari indah,  
dan jatuh bukanlah akhir,  
melainkan jalan untuk kembali pulang.

Namun sebelum ia benar-benar pulang,  

daun itu singgah di pelukan angin,  

menari-nari di udara,  

berputar dalam irama alam semesta.  

"Adakah yang melihat kejatuhanku?"  

bisik daun pada hening malam.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline