Lihat ke Halaman Asli

Dea

Mahasiswi

Langit Menulis Puisi dengan Tetesannya

Diperbarui: 5 Agustus 2024   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Karya : de 

Saat pagi menyingsing di ufuk timur,

Langit membentang kanvas biru nan luhur.

Setiap tetes embun yang jatuh perlahan,

Menjadi tinta bagi puisi alam semesta.

Dalam setiap tetes, ada cerita terurai,

Tentang cinta, harapan, dan asa yang tak pernah usai.

Langit menulis dengan gemericik hujan,

Mengisahkan rindu yang datang tanpa undangan.

Awan kelabu menjadi bait-bait syahdu,

Petir menyambar, serasa kalimat pilu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline